Sejak tahun 2014, Indonesia mengantongi sertifikat eradikasi polio sehingga dinyatakan sebagai negara bebas Polio. Namun, Moms, baru-baru ini ditemukan satu kasus anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh mengidap Polio.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril yang dikutip dari Kompas.com, anak tersebut belum menerima vaksinasi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi. Diketahui dia mengalami lumpuh pada kaki bagian sebelah kiri. Atas kejadian ini, Kemenkes RI menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio walau hanya ditemukan satu kasus. Syahril menambahkan, anak yang sudah mendapat imunisasi polio lengkap, yakni 4 dosis OPV (oral) dan 1 dosis IPB (injeksi), akan terlindung dari penyakit polio. Karena itu, segera bawa anak Moms untuk melengkapi rangkaian imunisasi polio sebanyak 4 dosis OPV dan 1 dosis IPV sebelum anak berumur 1 tahun. Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Polio Pemerintah RI menetapkan vaksin polio sebagai salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak. Vaksin polio sendiri merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis atau polio. Ada dua jenis vaksin polio yang bisa diberikan, yaitu oral polio vaccine (OPV) dan inactivated polio vaccine (IPV). Jenis OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan, sementara IPV menggunakan virus yang sudah tidak aktif. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memiliki ketentuan terkait jadwal vaksinasi polio anak. Menurut ketentuan tersebut, vaksin polio pada anak akan diberikan sebanyak 4 kali dan vaksin booster sebanyak 1 kali. Rincian dosis vaksin polio untuk anak dan dewasa ialah sebagai berikut dikutip dari alodokter: Anak-anak Sebagai imunisasi primer, anak-anak membutuhkan dosis saat imuniasasi primer sebanyak 0,5 ml. Dosis pertama diberikan sesaat setelah bayi lahir dalam bentuk tetes mulut (OPV). Selanjutnya diberikan saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Adapun vaksin booster diberikan saat anak berusia 18 bulan. Dewasa Secara umum, vaksin polio sudah diberikan saat seseorang masih dalam usia anak-anak. Namun, bagi orang dewasa yang belum mendapatkan vaksin, bisa diberikan 3 dosis, yakni 0,5 ml disuntikkan melalui otot (intramuskular/IM) atau di bawah kulit (subkutan/SC). Dua dosis pertama diberikan dengan jarak 1–2 bulan, sedangkan dosis ketiga berjarak 6–12 bulan setelah dosis kedua. Penulis: Zahra Azria
1 Comment
BPOM Tarik Peredaran 5 Obat Sirup dengan Etilen Glikol Melebihi Ambang Batas, Ini Daftarnya10/21/2022 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lima sirup obat yang mengandung cemaran etilen glikol melebihi ambang batas yang ditentukan. Hal itu diketahui berdasarkan uji coba sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG. Berikut kriteria samplingnya:
Menurut BPOM, sirup obat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) diguga bersumber dari 4 bahan tambahan, yakni propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Sebenarnya tidak ada larangan mengenai penggunaan keempat bahan tambahan itu. Namun, karena penggunaannya melebihi batasan maka bisa berbahaya. Sementara pihak BPOM sendiri telah menetapkan ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG, yaitu sebanyak 0,5 mg/kg berat badan per hari. Meski demikian, hasil uji cemaran etilen glikol pada 5 produk sirup obat itu belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut. "Karena selain penggunaan obat sirup, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca Covid-19," tulis keterangan BPOM. Lebih lanjut, berikut adalah lima obat yang ditemukan BPOM melebihi ambang batas cemaran etilen glikol.
Terkait hasil uji 5 sirup obat yang mandungan EG di atas ambang batas aman, BPOM telah memerintahkan industri farmasi pemilik izin edar untuk menarik sirup obat dari peredaran di seluruh Indonesia. "Penarikan mencakup seluruh outlet antara lain Pedagang Besar Farmasi, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan," tandas BPOM. BPOM mengimbau masyarakat untuk waspada dan pastikan memperoleh obat hanya di sarana resmi, yaitu Apotek, Toko Obat, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Penulis: Zahra Azria Penyakit ginjal misterius pada anak tengah menghantui Indonesia. Penyakit ini kebanyakan diidap oleh anak usia di bawah lima tahun atau balita. Namun, ada juga yang mencapai usia delapan tahun.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikutip dari laman Detikhealth, kasus ginjal misterius ini sudah menyerang anak sejak Januari 2022. Namun dalam dua bulan terakhir kasus ini melonjak. Diketahui lebih dari 100 anak mengidap penyakit ginjal misterius. Salah satu gejalanya yaitu volume buang air kecil menurun drastis, bahkan tidak buang air kecil sama sekali. Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab penyakit tersebut. Lebih lanjut, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), menyebut ada 14 provinsi yang melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius tersebut. Provinsi tersebut meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepri, Papua Barat dan NTT. Meningkatnya kasus ginjal misterius, para orang tua diharapkan lebih aware terhadap kondisi anak, terutama memperhatikan frekuensi buang air kecil. Jika menemukan penurunan frekuensi buang air kecil, segera periksakan anak ke rumah sakit. Penulis: Zahra Azria Sebuah video yang diunggah oleh pemilik akun TikTok @shana1922 menunjukkan kisah pilu yang dialami oleh putrinya. Dia menuliskan sang anak sakit dengan gejala demam, keringat di malam hari serta sakit kepala.
“Mulai sakit tanggal 12/08/2022 gejalanya sakit kepala, demam, keringat di malam hari,” kata @shana1922. Hari ke-17 sejak pertama kali sakit, anak tersebut mulai berhalusinasi dan tatapan matanya kosong. Akhirnya dia menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit dan dokter menyatakan dia terkena tifus. “Ini udah masuk ruangan rawat, di video ini kakak lagi berhalusinasi mau beli es di kantin padahal lagi di dalam ruangan,” ungkapnya. Setelah seminggu dirawat ia diizinkan pulang, namun baru sehari di rumah sang ibu merasa kondisi anak semakin menurun. Akhirnya si anak dilarikan kembali ke rumah sakit sayangnya tidak bisa dirawat lagi. “Setelah seminggu di rawat, kakak di bolehkan pulang tepatnya tanggal 4 September. Di video ini tanggal 5 September kondisi kakak menurutku mulai gak baik, aku larikan ke UGD, sampai di sana si kakak disuruh pulang alasannya baru keluar (rumah sakit) kemarin, gak bisa dirawat lagi,” lanjut kata pemilik video. Sang ibu semakin khawatir lantaran saat diajak bicara anaknya tidak merespon apapun. Bahkan ia sudah tidak bisa duduk sehingga buang air kecil di kasur. Melihat kondisi kesehatan anaknya yang semakin buruk, lagi-lagi ia berusaha membawa anaknya ke UGD. Diketahui ia berangkat menggunakan mobil angkot milik tetangga. “Aku lari kan lagi ke UGD, pinjam mobil angkot tetangga,” tulisnya. Kemudian untuk penanganan lebih lanjut, pihak rumah sakit melakukan CT Scan terhadap anak ini. Ternyata ia mengalami radang otak. “Tanggal 07/09/2022 kita pergi scan, hasil scan keluar bikin aku syok, kakak mengidap radang otak,” kata ibu dari anak yang ternyata mengidap radang otak. Pada akhirnya anak perempuan ini menyerah, ia mengehembuskan nafas terakhir pada 15 September 2022. “Kakak sudah sembuh, dah bahagia di sana, maafin mama kalo selama ini belom bisa jadi ibu yang baik buat kaka, mama sayang kakak Imah.” tutupnya. Mengenal Penyakit Radang Otak Radang otak adalah kondisi peradangan pada jaringan otak yang memicu gejala gangguan saraf. Beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain kejang, penurunan kesadaran, demam, halusinasi, dan gangguan dalam bergerak. Penyakit ini terjadi karena infeksi virus, bakteri serta jamur. Infeksi virus ini bisa langsung menyerang otak atau melalui organ tubuh lain. Jenis virus yang menyebabkan radang otak meliputi: Virus herpes simpleks, penyebab penyakit herpes di mulut dan herpes genital, serta herpes pada bayi Virus Varicella zoster, penyebab cacar air dan herpes zoster Virus Epstein-Barr, penyebab penyakit mononukleosis Virus penyebab penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubela Virus dari hewan, seperti rabies dan virus nipah Virus SARS-CoV-2 (COVID-19) Untuk mencegah penyakit radang otak ini, anak-anak dianjurkan untuk vaksin Japanese Enchepalitis (JE). Vaksin ini sudah mendapatkan rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO) dan bisa diberikan pada anak umur 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun. Penulis: Zahra Azria Rizky Billar meminta doa untuk kelancaran operasi hernia yang akan dijalani anaknya, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar. Hal itu diketahui lewat postingan instagramnya pada Senin. (19/09/2022). Namun, belum ada keterangan lebih lanjut dari Rizky Billar maupun Lesti Kejora terkait operasi yang akan dijalani anak mereka. "Mohon doanya agar operasi hernia Fatih dilancarkan," tulis Rizky Billar dalam Instagram pribadinya, @rizkybillar. Apa itu Hernia?Mengutip laman Stanford Medicine Children's Health, hernia adalah kondisi di mana bagian dari organ atau jaringan (seperti usus) menonjol ke daerah yang tidak biasa. Bagian organ tersebut muncul melalui area lemah dalam dinding otot, sehingga muncul benjolan di bawah kulit. Secara umum, penyakit ini dialami oleh orang dewasa. Namun, ternyata hernia juga bisa terjadi pada anak-anak bahkan bayi. Ada dua jenis hernia yang menyerang anak, yakni hernia inguinalis dan hernia umbilikalis. Hernia inguinalis lebih sering terjadi di daerah selangkangan. Hernia jenis ini bisa terjadi pada anak-anak yang anggota keluarganya memiliki riwayat terkena hernia inguinalis. Penyebab lain juga bisa terjadi karena adanya masalah kemih atau reproduksi lainnya. Sementara itu, hernia umbilikalis biasanya terjadi pada bayi yang lahir prematur. Umumnya hernia umbilikalis menutup dengan sendirinya ketika anak berusia 1 tahun sehingga tidak perlu operasi. Tindakan operasi sendiri lebih sering dilakukan pada hernia inguinalis. Gejala Hernia Pada Bayi Dikutip dari laman Web MD, hernia pada bayi dapat dilihat dengan mudah ketika bayi tersebut sedang menangis, batuk, atau mengejan saat mencoba buang air besar. Hal itu karena proses tangisan, batuk, dan mengejan akan memberi tekanan pada perut anak. Gejala lebih lanjut dari penyakit ini bisa terjadi saat usus terperangkap di dalam lubang dan tidak bisa masuk kembali. Dokter menyebutnya hernia inkarserata, untuk gejalanya adalah sebagai berikut:
Cara Mengatasi Hernia pada AnakHernia umbilikalis biasanya tidak berbahaya dan tidak terasa sakit sehingga tak perlu membutuhkan penanganan yang khusus. Beberapa penyebab risiko bayi terkena hernia umbilikalis yaitu karena bayi terlahir prematur dan berat bayi terlalu rendah saat lahir. Hernia jenis ini akan hilang dengan sendirinya, namun jika umur anak sudah mencapai 5 tahun dan tak kunjung sembuh, silahkan periksakan diri ke dokter. Sedangkan, untuk mengatasi anak yang menderita hernia inguinalis dengan gejala dan komplikasi yang cukup serius, maka perlu ditangani melalui tindakan operasi. Hal ini bertujuan untuk mendorong kembali benjolan dan menguatkan lagi bagian yang lemah dari dinding abdomen. Itulah penjelasan, jenis, gejala dan penangan mengenai penyakit hernia pada anak. Jika menemukan gejala di atas segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penulis: Zahra Azria Sebuah video di TikTok memperlihatkan perjuangan seorang ibu berlari-lari mencari pertolongan saat anaknya mengalami kejang. Video yang diunggah oleh akun TikTok @bucinhalal2 pada Kamis, (15/09/2022) itu viral. Dalam video rekaman CCTV tampak seorang ibu panik mengetahui anaknya mengalami kejang. Ia pun berlari membawa sang anak ke luar rumah untuk mencari pertolongan. Pada keadaan tersebut ia tak lagi memperdulikan tokonya dan pintu rumah yang belum terkunci. Begitu sampai di teras rumah, beruntung ada mobil sedang melintas kemudian mobil tersebut berhenti untuk menolong sang ibu dan anak. Pengendara mobil langsung mengantar ibu dan anak tersebut ke rumah sakit terdekat. “Kejadian yg membuat kami hampir hancur… beruntung ada mobil pengendara mobil lewat dan reflek menolong kami,” tulis pemilik akun @bucinhalal2. Berkat bantuan mobil tersebut, anak laki-laki itu mendapatkan pertolongan dengan cepat dan tepar. Ibunya kemudian merasa sangat bersyukur atas bantuan yang didapatkan. “Saat itu, kami merasa ada doa2 kami yg allah kabulkan. karna sepertinya kami rela menukar doa kami manapun dgn satu doa yg khusus saat itu. Tuhan maha tahu isi hati hambanya..walau blm sempat kami panjatkan Tuhan mengerti tangisan kami saat itu," lanjutnya. Tak lupa ibu dari anak tersebut mengucapkan rasa terima kasih kepada pengendara mobil yang sudah menolongnya. Ia bersyukur bertemu dengan orang yang begitu baik sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Video yang sudah mendapatkan lebih dari 900 ribu like ini menuai banyak respons dari warganet. Mereka ikut haru dengan perjuangan ibu tersebut dan juga memuji kebaikan pengemudi mobil yang mau menolong sesama. “Aku langsung reflek nangis , karena terharu perjuangan ibu, sebagai anak yang sakit sakitan tau banget perjuangan ibu saat anaknya sakit itu gimana,” kata salah satu warganet. “terimakasih untuk pengendara honda city yg baik hati.semoga sehat selalu y dede kecil,” tulis warganet lainnya. Pertolongan Pertama Pada Kejang Secara Umum Ketika anak mengalami kejang, ada beberapa tips atau pertolongan pertama yang bisa orang tua lakukan. Dikutip dari cuitan Twitter @afrkml atau Rizal Do yang merupakan seorang tenaga medis, berikut pertolongan pertama mengatasi kejang. Usahakan tetap tenang Usahakan tetap dalam keadaan tenang, kamu bisa melonggarkan pakaian anak agar ia bisa bernafas dengan nyaman. Kamu juga bisa meletakkan bantal atau barang lembut lainnya di bawah kepala anak. Kendalikan risiko cedera Pastikan anak terhindar dari benda yang berisiko menimbulkan cedera. Sebaiknya jauhkan anak dari jangkauan benda-benda berbahaya, misalnya pisau, alat yang mudah jatuh, aliran listrik, dan benda-benda pecah-belah. Kendalikan risiko aspirasi Aspirasi merupakan masuknya benda asing ke saluran napas, misalnya cairan/muntahan. Untuk mengendalikan ini baringkan tubuh anak dalam posisi miring secara perlahan mengikuti arah kejang. Hal ini bertujuan agar muntah, minuman atau makanan yang ada di dalam mulut bisa keluar. Dengan begitu bisa meminimalisir anak akan tersedak. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut Banyak mitos beredar di masyarakat, saat anak kejang orang tua bisa memasukkan sendok, jari, kain, atau benda lainnya ke dalam mulut sang anak. Faktanya tindakan tersebut tidak benar, lantan memasukkan benda ke dalam mulut anak yang sedang kejang bisa meningkatkan risiko cedera pada gigi, rahang serta menyumbat saluran napas. Jangan memberi minum orang yang sedang kejang Jangan memberi minum kepada anak yang sedang kejang, jika dilakukan bisa meningkatkan risiko aspirasi sehingga memicu sumbatan jalan napas. Ada juga mitos yang berkembang bahwa anak yang mengalami kejang bisa diredakan dengan kopi. Hal itu tidak benar, beberapa penelitian menunjukkan kafein di dalam kopi justru akan meningkatkan frekuensi kejang karena kemampuannya mengganggu kerja neurotransmitter pada otak. Penulis: Zahra Azria Bayi 11 Bulan Kena Bronkitis Karena Terpapar Asap Rokok Ayahnya, Ini Gejala Awal yang Muncul9/13/2022 Sebuah video TikTok viral lantaran seorang ibu menceritakan kisah anaknya yang terkena penyakit bronkitis. Berdasarkan video tersebut, anak yang masih berusia 11 bulan mengidap bronkitis karena terpapar asap rokok dari ayahnya.
“Kalau yang udah punya anak, yuk egonya minggir sebentar buat ga ngerokok daripada gabisa gendong anak,” pesan akun TikTok @telormcd. Dikutip dari laman Alodokter, bronkitis adalah iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Kondisi ini biasanya ditandai dengan batuk, terkadang disertai dengan keluarnya dahak atau lendir akibat iritasi pada dinding bronkus. Lebih lanjut, video yang telah disukai lebih dari 230 ribu itu menceritakan kronologi dan gejala anaknya terkena bronkitis. “Waspada, buat para suami yang merokok. Anak aku awalnya demam, batuk & pilek. Pas di cek ternyata anak aku bronkitis,” kata sang ibu melalui video TikToknya di akun @telormcd. Akibatnya, sang anak harus melakukan pengobatan dengan uap dua kali sehari, diberi obat tetes hidung, antibiotik, dan obat batuk pilek lainnya. Rangkaian pengobatan ini dilakukan untuk mengeluarkan lendir dari mulut dan hidungnya. “Dan sekarang pengobatannya harus uap 2x sehari. Dikasih obat tetes idung, antibiotic & obat bapil lainnya. Supaya reak dan ingusnya bisa keluar dari muntah, pup atau hidung jadi pernafasannya jadi lebih lega,” pungkasnya. Pada postingan lainnya, ia menceritakan lebih rinci gejala awal anaknya menunjukkan gejala bronkitis. “Awalnya dia batuk, sampe kalau lagi tidur udah pules tbtb batuk kenceng kebangun terus muntah. Trs mulai demam & pilek. Nafasnya juga mulai ada 'ngok' gitu kalau malem,” kata dia. Dia dan suaminya kemudian membawa sang anak ke rumah sakit. Anak tersebut mendapatkan perawatan dengan cara di uap. Namun besoknya sang anak kembali demam tinggi mencapai 40,2. “Batinku berkata: oke ini kenapa2. Akhirnya dibawa ibuku ke UGD. Panasnya udah 40,2 & badannya sempet menggigil bgt sebelum aku sampe RS,” lanjutnya. Ketika cek lab dan PCR hasil yang didapatkan bagus. Namun begitu dokter yang menanganinya melakukan tindakan lebih lanjut ternyata sang anak terkena bronkitis. “Setelah dokter visit dan periksa ternyata anakku bronkitis,” tutup dia. Penulis: Zahra Azria World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan Wabah cacar monyet atau Monkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan wabah cacar monyet saat ini telah menunjukkan situasi darurat kesehatan publik sehingga harus menjadi perhatian internasional.
Secara umum, cacar monyet ditandai dengan bintil berisi air dan nanah di kulit. Bintil tersebut menciptakan benjolan di area leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Untuk mengetahui pengertian, gejala, serta cara penangannya silahkan simak informasi di bawah ini. Apa itu Cacar Monyet? Dikutip dari Healthline, cacar monyet merupakan infeksi virus dengan tanda bintil berisi nanah di kulit. Cacar monyet pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Penyakit cacar monyet bisa menular dari satu orang ke orang lainnya. Namun sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, misalnya monyet dan tikus yang terinfeksi. Dengan kata lain, penyakit ini awalnya menular dari hewan ke manusia lewat gigitan, cakaran serta cairan tubuh hewan yang terinfeksi virus monkeypox. Sementara itu, penyebaran wabah cacar monyet antara manusia bisa terjadi karena adanya percikan liur melalui mulut, mata, luka di kulit, hidung serta benda yang terkontaminasi seperti pakaian penderita. Akan tetapi, penularan cacar monyet antar manusia memerlukan kontak yang lama. Gejala Cacar Monyet Gejala cacar monyet muncul 5 – 21 hari sejak penderita terinfeksi virus monkeypox. Sementara, gejala awal cacar monyet di bawah ini akan berlangsung selama 1 – 3 hari atau bisa juga lebih. Nantinya akan muncul ruam di wajah dan menyebar ke area tubuh lainnya. Ruam tersebut merupakan bintil berisi cairan hingga nanah. Begitu bintil pecah maka akan berkerak di permukaan kulit. Disadur dari laman resmi Kementrian Kesehatan RI, gejala awal cacar monyet sebelum munculnya bintil berair dan nanah adalah sebagai berikut:
Jika mengalami tanda di atas disertai bintil berair dan bernanah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Nantinya dokter akan memeriksa lebih lanjut, seperti tes darah serta biopsi kulit. Penanganan dan Pencegahan Penyakit Cacar Monyet Berdasarkan informasi dari Hello Sehat, hingga saat ini belum ada pengobatan khusus penderita cacar monyet. Penyakit cacar monyet biasanya hanya akan menimbulkan gejala ringan dan penderita akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 – 4 minggu. Namun penderita juga tetap harus mendapatkan perawatan di ruang isolasi dan mendapatkan pemantauan dari dokter. Sedangkan untuk mencegah penyebarannya bisa dilakukan melalui vaksin cacar (smallpox). Cara lain untuk mencegah penyebaran cacar monyet ialah sebagai berikut:
Penulis: Zahra Azria Setelah bayi memasuki usia 6 bulan, bayi sudah boleh diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI atau MPASI. Pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan usia bayi. Pemberian MPASI yang sesuai dengan usia anak dapat menurunkan risiko Gerakan Tutup Mulut (GTM) yang sering dilakukan anak ketika memulai MPASI.
MPASI memiliki manfaat untuk mencukupi kebutuhan gizi yang mulai tidak dapat dipenuhi dengan lengkap oleh ASI. Pemberian MPASI mampu menghindarkan anak dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun, mengenalkan makanan bertekstur pada bayi yang baru memulai MPASI tidak mudah, salah satu masalah yang mungkin ditemui adalah GTM. Perhatikan tekstur makanan dan jumlah yang diberikan agar anak merasa nyaman mengonsumsi makanan yang telah disiapkan oleh Anda. Tidak ada salahnya untuk ketahui bagaimana aturan pemberian MPASI pada bayi yang mulai memasuki usia MPASI agar Anda terhindar dari GTM. Hal yang Boleh Dilakukan dan Tidak Boleh Dilakukan untuk Atasi Bayi GTM GTM dapat membuat orangtua khawatir terhadap kondisi kesehatan anak. Namun, daripada memaksa anak untuk terus-menerus makan, sebaiknya Anda lakukan beberapa tips ini agar anak mau kembali mengonsumsi MPASI yang dilansir dari berbagai sumber: Hal yang Boleh Dilakukan 1. Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua - tiga kali sehari (500-600 ml/hari). 2. Batasi juga waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit. 3. Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan. 4. Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan 1. Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya. 2. Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda. 3. Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan. Penulis: Tyas Sukma |