Bayi berusia 4 bulan, Kimberly Batari Fadilah Reza menjadi wisudawan termuda pada acara wisuda di Universitas Andi Djemma atau Unanda Palopo, Sulawesi Selatan. Pelaksanaan wisuda ini digelar pada Senin, 8 Agustus 2022 lalu. Tak seperti momen wisuda biasanya yang menghadirkan rasa bahagia, wisuda ini dipenuhi penuhi rasa sedih dan haru. Bagaimana tidak, Kimberly diwisuda menggantikan almarhum ibunya, Citra Fadillah Arsyad yang meninggal di Rumah Sakit Siti Madyang saat melahirkan Kimberly pada Maret 2022 lalu. Diketahui ibu Kimberly meninggal beberapa hari setelah mengikuti yudisium yang menyatakan dirinya lulus dari perguruan tinggi Unanda Palopa. Sedangkan, ayah Kimberly, Reza, yang seharusnya juga menjadi peserta wisuda tidak bisa hadir karena sedang menjalani proses hukum di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Reza menjalani hukuman atas kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 1 korban tewas. Pada acara wisuda itu Kimberly ditemani neneknya, Masrifah yang merupakan ibu dari almarhum Citra. Dengan gemasnya Kimberly menggunakan jubah dan toga layaknya wisudawan. Dikutip dari video TikTok yang dibagikan akun @_thya28, Kimberly ditemani sang nenek naik ke podium dan anggota senat menyalami keduanya . Ketika Rektor Unanda Palopo memindahkan toga Kimberly, para wisudawan serta tamu undangan tak kuasa menahan air mata. Bahkan, sang nenek yang menggendong Kimberly juga berderai air mata begitu dirinya menerima ijazah Citra Fadillah Arsyad. Penulis: Zahra Azria
0 Comments
Ingat dengan Bayi Kembar Lima yang Diberi Nama AIUEO? Kini Sudah Jadi Anak SD, Begini Potretnya8/3/2022 Kelahiran bayi kembar lima asal Cirebon, Jawa Barat pada 2016 lalu sempat menghebohkan publik. Kelima bayi ini lahir secara caesar di RSAB Harapan Kita, Jakarta pada 10 Januari 2016.
Mereka adalah AIUEO, anak dari pasangan Habibi dan Lely Solihati. Inisial AIUEO tersebut diambil dari masing-masing nama mereka, yaitu Abbid Muhammad Akbar (A), Izzul Syaefuddin Al Akbar (I), Uqkail Fahul Akbar (U), Ezra Khayru Akbar (E) dan Oxy Abhitya Akbar (O). AIUEO lahir dengan berat badan yang sangat ringan dan proses persalinannya ditangani oleh dokter khusus. Karena tubuhnya begitu mungil, mereka harus dirawat di inkubator untuk mendapatkan perawatan intensif. Meskipun lahir dengan keadaan prematur, kini mereka tumbuh dengan sehat dan sudah berusia 6 tahun. Diketahui dari akun Instagram @aiueos.greatfamzz, AIUEO baru saja memasuki bangku sekolah dasar (SD). Momen pertama kali AIUEO masuk sekolah diabadikan oleh kedua orang tuanya. Dalam video yang diunggah pada (29/07/2022) nampak situasi hari pertama AIUEO sekolah. Bahkan orang tua AIUEO juga tak menyangka kalau anaknya sudah SD. Mereka juga mengaku sempat riweh menyiapkan hari pertama masuk sekolah kelima anaknya. “pertama kali masuk sekolahh, super riweuh bangett masyaallah tapi ga nyangka juga udah pada masuk SD,” tulis keterangan pada video yang diunggah akun @aiueos.greatfamzz. Kelima anak laki-laki Lely dan Habibi terlihat antusias saat hari pertama masuk sekolah, tidak ada satu dari mereka yang menangis. Bahkan, AIUEO ditempatkan di dalam kelas yang berbeda. Ezra dan Uqkail ditempatkan di kelas yang sama, kemudian Abbid dan Izul juga berada di kelas yang sama, sedangkan hanya Oxy yang pisah dengan empat saudara kembarnya. "Ini Abbid dan Izzul di kelas lainnya," jelasnya dalam video yang diunggah. "Ini Oxy yang pisah kelas sendiri," lanjutnya. Momen AIUEO sudah beranjak SD mendapat banyak perhatian dari warganet. Banyak dari mereka yang tak menyangka kalau kelima anak ini sudah sekolah di bangku SD. “Masyaallah, ngikutin dari bayik, tau tau udah SD,” kata @alvisepti. “Follow dari brojol skrg udah SD aja, seangkatan sama anakku nih,” komentar @unique_carly “Kebayang pagi2nya mandi pake seragam sarapan tasnya pake sepatu d mobil pasti heboh bgt ya mih, ga akan pernah terulang momen2 ky begitu,” tulis akun @azeeshanty. Penulis: Zahra Azria Kisah Inspiratif Driver Ojol Wanita yang Diundang sebagai Pembicara ke Forum Internasional Y207/29/2022 Jassinta Roid Triniti, anak driver ojol wanita mendapat beasiswa kuliah di Politeknik Negeri Jakarta dari tempat ibunya bekerja, yakni Gojek. Baru-baru ini Jassinta mengunggah video TikTok berisi curahan hatinya yang begitu bangga kepada sang ibu. Video tersebut menjadi viral karena mengisahkan perjuangan ibunya yang sampai diundang ke Forum Internasional Y20. “Dibalik foto ini ada seorang ibu yang gak pernah capek berjuang untuk keluarganya, bertahun-tahun mama kerja dan nabung sampe bisa beli alat bantu dengar untuk aku yang terlahir tuli, sampai aku bisa kuliah di politeknik unggulan dari beasiswa gojek tempat mama cari nafkah,” tulis @jassintaroidtriniti Ternyata tidak hanya Jassinta yang bangga atas kerja keras sang Ibu, banyak orang yang juga bangga dengan perjuangan ibunya. Sampai-sampai ibu Yassinta diundang ke Forum Internasional Y20 karena kisahnya menginspirasi banyak orang. “ternyata bukan cuma aku yang bangga dengan perjuangan mama, banyak orang juga bangga sama mama, sampai diundang bicara di forum internasional Y20,” lanjut Yassinta pada keterangan dalam videonya. Jassinta mengaku kalau dirinya sangat bangga dengan sang ibu, apalagi acara ini diisi oleh orang-orang penting. Ketika menghadiri forum tersebut, Jassinta sampai didatangi oleh delegasi-delegasi karena mereka terinspirasi dengan kisah dirinya dan ibunya. “aku sampai didatangi sama delegasi-delegasi, katanya pada terinspirasi dengan kisah aku dan mama,” Lebih lanjut, Jassinta menuliskan, karena perjuangan ibunya itu akhirnya ia bisa merasakan makanan mewah yang ada di hotel besar. Tak lupa, Jassinta mengucapkan terima kasih kepada sang ibu dan mengatakan tidak akan menyia-nyiakan perjuangan ibunya. Unggahan tersebut langsung viral dan menyentuh hati para warganet. Banyak dari mereka yang ikut haru serta mendoakan keduanya. “Respect… The Best Mom berjuang demi kesuksesan anak, The Best daughter yg berjuang dgn kesuksesan. Congratulations,” tulis Ary Ruswandi atau yang dikenal dengan @babehojol. “Anak yang hebat lahir dari ibu yang hebat, semangat kak,” komentar pemilik akun TikTok @nismqds._ “wah hebattttt, sukses dan sehat selalu yaa buat kakak dan mamanya serta keluarga aamiin,” kata @mochachinoluvvvv Sebagai informasi, dikutip dari laman sherpag20indonesia.ekon.go.id, KTT Y20 merupakan forum internasional para pemuda dari seluruh negara anggota G20. Forum tersebut diisi dengan dialog untuk meningkatkan kesadaran terhadap persoalan global, bertukar ide, berargumen, bernegosiasi, hingga mencapai konsensus. Penulis: Zahra Azria Tak jarang ditemukan jika anak-anak sering kali pilih-pilih makanan atau menjadi picky eater terhadap makanan yang menurutnya enak dan lezat. Masalahnya, makanan enak tersebut belum tentu mengandung gizi yang baik bagi pertumbuhannya. Bahkan, ada yang mengakibatkan masalah kesehatan.
Maka itu, sebagai orang tua, kita perlu mencari cara mengajarkan anak agar bisa menikmati semua makanan. Salah satunya dengan mencari tips agar anak tidak pilih-pilih makanan. Pasalnya, jika orang tua hanya memberikan makanan yang mereka sukai saja, itu akan menjadikan masalah terhadap makanan baginya di masa depan. Perlu sekali orang tua mengajarkan pada anak-anak untuk mencoba berbagai varian makanan dan tentunya juga memperhatikan kandungan gizi di balik itu. Untuk melatihnya agar mau menikmati semua makanan, simak tips dari Bright Side berikut. 1. Biarkan Anak Menikmati Makanannya Sendiri Penting untuk membiarkan anak menikmati dan menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, meskipun pada akhirnya tubuh mereka kotor. Salah satu alasan mengapa anak-anak tidak menyukai makanan adalah karena berulang kali dipaksa untuk makan sesuatu yang tidak mereka sukai. Anak-anak harus dibuat menikmati makanan mereka dan termasuk makanan penutup yang dapat membuat mereka menantikannya. 2. Berikan Berbagai Varian Rasa Makanan Anak-anak mudah bosan dengan makanan yang sama, termasuk tekstur, rasa, dan bentuknya. Sangat penting bagi seorang anak untuk mencoba hidangan baru yang menumbuhkan rasa penasarannya untuk mencicipi. Semakin banyak seorang anak mengalami berbagai jenis makanan sehat, semakin besar minat mereka akan makanan yang lebih sehat saat mereka tumbuh dewasa. Ketika orang tua mengizinkan anak untuk mencoba sampel makanan yang berbeda, selera mereka juga akan berkembang, dan mereka akan cenderung untuk mencoba hidangan baru. 3. Sajikan Makanan di Piring Kecil Alasan mengapa orang tua sebaiknya menyajikan makanan di piring yang kecil adalah agar anak tidak merasa terintimidasi oleh ukuran piring besar dan porsi yang disajikan. Ketika mereka menggunakan piring yang lebih kecil, mereka didorong untuk menyajikan makanan mereka sendiri, yang membantu mereka memilih apa yang ingin mereka makan. Porsi yang dianggap orang tua sebagai ukuran normal sebenarnya terlalu besar untuk anak. Maka itu, orang tua harus mengingat hal ini saat mengukur jumlah makanan yang boleh dimakan anak mereka per porsi. 4. Makan Bersama Keluarga dan Libatkan Anak Ajaklah anak membantumu memasak dan sesuaikan dengan usia mereka, meskipun itu hanya mengupas bawang atau memotong sayur. Minta mereka menyiapkan piring saji, menata tempat makan, dan meletakkan makanan ke meja makan. Makan bersama secara teratur dan membiarkan anak berpartisipasi dalam proses memasak dapat mendorongnya untuk menunjukkan lebih banyak minat pada apa yang akan mereka makan. 5. Ajak Anak Beraktivitas Fisik Aktivitas fisik penting untuk mendorong nafsu makan yang baik, semakin lelah karena beraktivitas maka saat menikmati makanan akan terasa semakin enak. Jadilah teladan dalam berolahraga, meskipun itu sekadar melompat atau berlari jarak dekat. Jika itu dilakukan setiap hari secara rutin, manfaatnya akan besar dan berguna bagi anak-anak. Daripada membiarkan anak-anak bermain video game selama berjam-jam, lebih baik mengajak mereka berjalan-jalan di taman lingkungan atau bermain petak umpet di rumah. Penulis: Tyas Sukma Banyak orang tua sering tidak sengaja mengeluh tentang berat badan mereka sendiri di depan anak-anaknya.
Kemudian, anak-anak menyerap percakapan tentang mengurangi jumlah makanan dan aktivitas fisik sebagai metode yang efektif untuk membakar kalori, menurunkan berat badan, dan mencapai bentuk tubuh yang ideal. Selanjutnya, pujian akan diberikan kepada orang dewasa atau anak-anak lain yang berhasil menurunkan berat badan. Bagaimana dampak bagi anak? Mereka menyerap setiap kata yang tidak menyenangkan dan tidak sehat tentang ketidakpuasan tubuh dan rasa malu yang diturunkan orang tuanya kepada mereka. Sebagai orang tua, berikut ini tips-tips yang dilansir dari Live Healthy untuk menghentikan kebiasaan body shaming pada anak atau mempermalukan tubuh pada anak. 1. Jadilah panutan, bukan pelatih Terkadang orang tua lupa bahwa anak mereka meniru semua yang dilakukannya. Jika Anda ingin membentuk kebiasaan makan yang sehat, Anda tidak dapat mendorong anak untuk makan sehat dan berolahraga saat Anda berbaring di sofa sambil makan makanan ringan. Sebaliknya, praktikkan apa yang Anda sarankan pada anak. Jadikan gaya hidup sehat menjadi langkah awal untuk mencintai tubuh dan mengurangi kebiasaan body shaming pada anakmu. 2. Bicara tentang makan sehat, bukan diet Bangun gaya hidup sehat melalui makanan dengan fokus kesehatan dan bukan berat badan. Dorong mereka untuk menerapkan kebiasaan makan sehat dengan rutin dan mengajari dasar-dasar nutrisi yang ada pada makanannya. Bicarakan secara teratur tentang kelompok makanan yang berbeda dan pentingnya makan dalam jumlah yang tepat untuk mendukung fungsi tubuh mereka. Jangan pernah melabeli makanan sebagai baik atau buruk atau melarang makanan tertentu, kecuali ada alasan penyakit di baliknya. Beri tahu jika sayuran dan buah-buahan bisa dikonsumsi setiap hari, sedangkan makanan ringan dan cepat saji tidak disarankan dikonsumsi setiap hari. Biarkan anak-anak memutuskan apa yang ingin mereka makan tanpa penilaian apapun, sambil secara bersamaan membantu mereka berlatih memperhatikan isyarat rasa lapar dan kenyang, sehingga, anak-anak akan belajar makan secukupnya. 3. Tingkatkan penerimaan diri, bukan body shaming Akar ketidakpuasan tubuh dimulai sejak masa kanak-kanak, dan ketika orang tua melakukan body shaming pada anak, inilah saat komplikasi kesehatan yang serius lebih mungkin terjadi. Ketika orang tua menganggap anaknya kelebihan berat badan, anak-anak cenderung melihat ukuran tubuh mereka secara negatif dan secara aktif mencoba menurunkan berat badan. Citra tubuh negatif di antara anak-anak terbukti meningkatkan risiko harga diri rendah, gejala depresi, gangguan makan, kelebihan berat badan, dan obesitas. Sebaliknya, orang tua harus memilih kata-kata mereka dengan sangat hati-hati, menjelaskan kepada anak-anak bahwa setiap orang memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Tujuannya, untuk mengajari mereka menerima keragaman dan menegaskan kembali tentang body positivity atau penerimaan diri terlepas dari berat badan. Jadi, saat seorang anak berbicara tentang tubuhnya, orang tua perlu mendengarkan dengan seksama, menjawab dengan nada netral dan bertanya tentang perasaan mereka. Ini akan membantu anak-anak untuk berani mengutarakan perasaannya, menolak body shaming, dan belajar untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Penulis: Tyas Sukma Tidak ada yang salah dengan anak berkebutuhan khusus, mereka sama seperti anak yang lain dan perlu kita sayangi dengan sepenuh hati. Pasalnya setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang tak patut jika dibandingkan. Mengasuh dan merawat anak berkebutuhan khusus tentu memiliki perjuangan dan tantangan tersendiri.
Mengasuh dan merawat anak berkebutuhan khusus tidak mudah, ada beberapa ungkapan yang sebaiknya tak diucapkan. Apa saja kalimat yang baiknya tak diucapkan pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus? 1. "Ada apa dengannya?" Mengutip Woman's Day, orang-orang ingin mengetahui segalanya, tetapi kadang-kadang orang tua tidak memiliki semua jawaban. Sampai waktu tertentu, orang tua mungkin perlu menjaga privasi anaknya, dan ada alasan yang tepat untuk membicarakan kebutuhan khususnya. Anda bisa menyoroti hal-hal positif, seperti "Wah, dia memiliki senyum yang sangat bagus!" atau "Pakaiannya terlihat lucu dan indah, ya!" Pernyataan seperti ini akan memungkinkan orang tua sejenak untuk bangga dan berbicara tentang sesuatu yang istimewa dari anaknya. 2. "Duh, Anda pasti sangat sibuk." Anda mungkin mencoba berempati dengan menyiratkan bahwa ibu ini memiliki tanggung jawab yang maksimal. Tapi itu terkesan merendahkan. Anda bisa menggantinya dengan ungkapan, "Anda melakukan pekerjaan yang hebat." Alih-alih mengomentari tingkat stres temanmu, tawarkan dukungan kepada mereka. Anda bisa menawarkan dengan mengatakan, "Anda memiliki sekelompok teman, termasuk saya, yang tidak akan membiarkanmu melewati ini sendirian. Kami di sini untukmu!" 3. "Anda beruntung punya anak normal juga." Jika temanmu memiliki dua anak yaitu berkebutuhan khusus dan tidak, membandingkan keduanya adalah hal yang tidak bijak. Ini menyiratkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak temanmu. Perlu diingat, kebanyakan orang tua mencintai semua anak mereka tanpa syarat. Jadi tawarkan untuk mendengarkan, tetapi jangan mencoba memecahkan apa yang Anda anggap sebagai masalah. Kebanyakan keluarga merangkul anak mereka dan menemukan makna dalam hubungan dan pengalaman bersama. 4. "Anda harus menjaga dirimu sendiri agar Anda bisa menjaganya." Memang benar bahwa setiap ibu perlu menjaga dirinya sendiri dan juga keluarganya, menyarankan liburan yang tidak realistis atau me time bisa jadi terlalu lancang dan menyinggung. Jika Anda merasa teman Anda tidak bisa pergi, Anda bisa menawarkannya dengan mengirim makanan, menonton film bersama di rumahnya, atau bermain bersamanya. Ini bisa membantu temanmu untuk memperbaharui pikiran mereka dengan me time, tapi tidak memaksanya. Menahan diri untuk berkomentar dan diam akan lebih baik daripada memberikan ungkapan yang menyakiti hati orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Penulis: Tyas Sukma Kecerdasan seseorang berkaitan erat dengan perkembangan dan fungsi otak yang maksimal. Nah, tahukah Anda bahwa kemampuan otak anak bisa didorong sejak ia masih bayi? Dilansir dari Parents, berikut ini cara yang bisa Anda lakukan untuk mendorong kemampuan otak Si Kecil sejak bayi.
1. Tummy time Tummy time adalah momen anak bersiap diri untuk duduk, merangkak, dan berjalan. Momen ini menjadi sarana bagi bayi untuk membangun kekuatan tubuhnya, melatih kemampuan motorik halus, dan memberikan paparan terhadap banyak hal baru. Jika anak tampak tak nyaman, baringkan di atas dada Anda. Pilih waktu tummy time saat anak sedang aktif dan segar. Ketika ia sudah tampak lihai, Anda bisa berikan beberapa mainan untuk ia genggam. Anda bisa mulai mengenalkan dan membiasakan tummy time kepada anak saat berumur 3-4 bulan, sesuai dengan anjuran American Academy of Pediatrics (AAP). Pada umur itu, biasanya otot leher bayi sudah cukup kuat dan ia mulai mampu mengontrol gerakan leher serta kepala, termasuk menegakkan kepala saat tengkurap. Mulailah secara bertahap selama 2-5 menit sehari dengan frekuensi beberapa kali. Ketika ia berumur setahun, anak seharusnya mampu tummy time selama 20 menit. 2. Membacakan buku Membacakan buku dapat membantu anak terpapar terhadap kata-kata dan bahasa baru. Anda juga bisa libatkan anak selama momen membaca buku. Tunjuk sebuah objek pada halaman dan ubah intonasi suara Anda bagi setiap karakter. Buku papan berwarna cerah yang mampu mengeluarkan suara dan bisa dilipat adalah pilihan yang baik untuk bayi. Ketika menginjak usia 6-12 bulan, anak akan menyukai buku dengan gambar wajah, bentuk, dan hewan. 3. Mengajak ngobrol Semakin banyak anak mendengar kata-kata, maka semakin mudah juga baginya untuk bisa berkomunikasi. Mengobrol atau berbicara kepada anak juga bisa mengajarkannya tentang ritme percakapan. Anak mungkin memiliki lebih sedikit interaksi selama pandemi ini, tapi Anda bisa memperbaikinya dengan menarasikan rutinitas Anda dan Si Kecil. Tiru suara anak dan dorong ia meniru Anda. Anda juga bisa memainkan permainan bahasa sosial, seperti ciluk ba saat mandi, untuk membangun kemampuan berbahasa bayi sejak dini. 4. Jadilah pendukung utama Memeluknya, tersenyum kepadanya, dan mendukungnya saat ia mencoba suatu hal baru membantu anak merasa disayang. Perkembangan emosional yang penting ini mampu mendorongnya untuk mengambil risiko, berpetualang, dan belajar. Bayi dengan secure attachment (ikatan kuat yang terjalin antara bayi dengan pengasuhnya) terbukti dapat tumbuh lebih baik karena ia cenderung mandiri dan gemar mengambil langkah pertama. Rutinitas yang konsisten setiap hari (seperti mandi pada jam 6 sore, dilanjutkan dengan membaca buku pada malamnya) juga dapat membantu ikatan ini tumbuh. 5. Selalu wujudkan kesenangan Waktu bermain membantu anak belajar tentang lingkungannya, memahami tentang sebab-akibat, dan melihat bagaimana berbagai hal terjadi. Anda bahkan bisa melakukannya dengan turut pura-pura bermain bersamanya. Tidak perlu terlalu serius, Anda dapat mencobanya dengan memberikan cangkir kepadanya dan lihat apakah anak Anda akan menunjukkan gestur meminum. Belajar tentang banyak hal baru dengan cara yang sederhana dapat membantu perkembangan otaknya. Penulis: Tyas Sukma Apakah anak Anda hobi banget melompat-lompat di sofa atau sering kali melemparkan kausnya ke lantai saat ingin mandi? Bila perilaku tersebut ditunjukkan oleh anak, sebaiknya Anda jangan langsung melabelinya sebagai anak nakal, karena akan ada selalu alasan di balik perilaku buruk anak Anda.
Ketahuilah bahwa perilaku buruk anak sering kali disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari perkembangan fisik dan mentalnya, hingga cara Anda bertindak. Seperti dilansir laman Netmums, Noel Janis-Norton pendiri The Calmer, Easier, Happier Parenting Centre di London sekaligus seorang spesialis pembelajaran dan perilaku, membagikan 7 perilaku di mana anak tampak nakal, namun sebenarnya tidak lho. Apa saja itu? 1. Tidak melakukan apa yang diperintahkan Jika anak menolak melakukan apa yang Anda perintahkan dengan tidak mendengarkan Anda atau tidak bisa disuruh untuk duduk diam, ini bukan berarti anak nakal, melainkan ia mungkin merasa kelelahan karena secara konsisten tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Noel menyarankan, kapan pun anak Anda akan tidur, sebaiknya Anda menenangkannya terlebih dahulu setengah jam sebelumnya. Cara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemauan anak untuk bekerja sama serta mengingat aturan dan bersedia mengikutinya tanpa harus diberitahu setiap saat. 2. Bertingkah untuk mencari perhatian Anda Perilaku yang ditunjukkan anak ini sesungguhnya menandakan bahwa ia merasa belum mendapatkan perhatian yang cukup dan positif dari orang tuanya. Salah satu solusi untuk menghadapi perilakunya ini adalah dengan memperhatikan dan mengapresiasi anak setiap ia melakukan hal yang baik atau benar. 3. Berperilaku buruk hanya pada Anda Tentu Anda bingung bila anak bisa bersikap manis dan menjadi penurut dengan ayahnya, sementara dengan Anda ia menunjukkan perilaku sebaliknya. Hal ini ternyata disebabkan karena Anda dan Dads tidak menetapkan aturan yang sama untuk anak. Noel mengatakan bahwa orang tua harus “satu suara” dalam menerapkan aturan pada anak agar ia juga tidak menjadi bingung, siapa yang harus ia patuhi. 4. Tidak mau melakukan hal-hal sederhana di kesehariannya Misalnya, anak tidak mau menyikat gigi atau menaruh sepatu pada tempatnya. Hal ini disinyalir karena anak tidak selalu mengingat apa yang harus ia lakukan. Sementara, orang tua berasumsi begitu anak tahu bagaimana melakukan sesuatu, ia harus mengingatnya dan melakukannya. Karena itu, setelah Anda mengajari anak suatu hal yang baru, Anda juga harus melatihnya agar bisa menjadi kebiasaan yang baik ke depannya. 5. Berperilaku buruk di pagi atau sore hari Jika anak terlalu banyak bertingkah sehingga membuat Anda jengkel, ini bisa jadi pertanda bahwa sebenarnya gula darahnya sedang rendah. Selain itu, bila hal ini terjadi pada jam 10 pagi atau 3 sore, ini bisa berarti bahwa anak Anda sedang lapar. Menurut Noel, ketika anak lapar dan gula darahnya rendah, hal ini bisa memengaruhi perilaku anak. Ingatlah bahwa anak bisa lapar hingga tiga sampai empat jam sekali dan ia juga memerlukan camilan. 6. Tantrum Anak terus mengamuk saat tak diizinkan makan biskuit? Tentunya saat menghadapi anak yang sedang tantrum ini Anda perlu memiliki kesabaran yang ekstra. Namun sesungguhnya tantrumnya tersebut dikarenakan ia belum bisa mengekspresikan emosinya dengan baik dan ia tidak tahu harus berkata apa untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Untuk menghadapinya, Anda hanya perlu mendengarkan anak dan bayangkan bagaimana perasaannya agar ia merasa didengarkan oleh orang tuanya. 7. Lompat-lompatan di sofa Perilaku ini disebabkan energi terpendam yang dimiliki anak Anda. Ketahuilah bahwa anak membutuhkan kesempatan untuk mengeluarkan energinya. Jadi, jangan membiarkan anak untuk terus duduk diam, ajaklah ia untuk melompat, memanjat, dan mengeluarkan energi terpendamnya agar ia juga bisa berperilaku lebih baik lagi setelah membakar energinya. Penulis: Tyas Sukma Beberapa orang mungkin menyarankan Anda untuk tidak terlalu sering menggendong anak agar ia tak menjadi anak yang manja. Padahal faktanya, menggendong bayi sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak dan juga bagi Anda orang tuanya lho, mulai dari memupuk perkembangan empati, menjaga kesehatan fisiknya, hingga menjadi momen bonding Anda dan anak.
Akan tetapi, tidak jarang orang tua juga tidak tahu kapan atau pada momen seperti apa anak ingin digendong atau dipeluk. Nah, melansir BabyGaga, berikut beberapa tanda yang ditunjukkan bayi saat ia ingin digendong atau dipeluk oleh Anda. 1. Menangis Andai anak sudah bisa berbicara, mungkin ia sudah meminta Anda untuk menggendongnya sejak awal. Tapi saat masih bayi, menangis adalah bahasa utama yang ia kuasai. Baik ingin makan atau minta digendong, ia akan mengomunikasikan keinginan dan kebutuhannya melalui tangisan. 2. Rewel Anak mungkin saja tidak menangis, tapi ia bisa menunjukkan kerewelannya untuk mendapatkan perhatian Anda. Yang perlu diingat, ia bersikap rewel bukan hanya karena merasa tak nyaman dengan pakaiannya atau popok yang penuh, tapi juga karena ingin digendong. 3. Mencari Anda Apa yang Anda lakukan saat mencari sesuatu? Pasti Anda akan menunjukkan gestur sedang mencari, mata Anda akan berusaha menganalisis lingkungan sekitar. Ini sama halnya dengan anak, ia juga melakukan hal tersebut. Ketika ia ingin Anda menggendongnya, maka ia akan “memindai” lingkungannya dan melakukan kontak mata dengan Anda. 4. Tak ingin Anda pergi Hampir setiap bayi melewati fase separation anxiety, yakni luapan rasa khawatir ketika Anda tak berada bersamanya. Tetapi, jika anak tak ingin Anda keluar ruangan (walau hanya ingin mengambil segelas air), maka besar kemungkinan ia ingin digendong oleh Anda. 5. Berinteraksi Telah disebutkan sebelumnya bahwa bayi akan membuat kontak mata dengan Anda jika ingin digendong. Tapi jika anak sudah mulai lihai menggunakan suaranya, maka ia juga akan berinteraksi secara verbal dengan Anda (seperti berceloteh atau menggumam), seakan sedang meminta Anda untuk menggendongnya. 6. Mencari perhatian Ketika anak sudah agak lebih besar, ia sudah mengerti peraturan dan bahasa. Namun, mungkin ia dapat saja bertindak “nakal” untuk mendapatkan perhatian Anda. Ia akan melakukan hal-hal yang ia tahu dilarang, dan semua itu ia lakukan agar bisa digendong oleh Anda. 7. Usaha sia-sia Anak tetap menangis walau Anda sudah mencoba berbagai cara, mulai dari mengganti popoknya atau memberikan mainan kesayangannya? Sederhana saja, mungkin anak hanya ingin digendong. 8. Tidak tersenyum Bagi orang tua, senyuman anak adalah segalanya. Akan tetapi, jika ia terlihat tegang atau cemberut, maka mungkin saja ia ingin digendong atau dipeluk. Hal ini juga salah satu cara untuk mengajarkan anak berinteraksi dengan orang lain. Menggendongnya juga menunjukkan bahwa ia merasa aman dan dicintai, dan ini sangat membantu anak untuk tersenyum dan merasa bahagia. 9. Lompatan pertumbuhan Bagi anak, menjadi seorang bayi bukanlah hal yang mudah. Perkembangan tubuh dan kognitifnya sedang berlangsung dengan sangat pesat, dan semua hal ini adalah pengalaman baru baginya. Menjadi seorang bayi dapat sangat melelahkan baginya. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menggendong atau memeluknya sebagai bentuk dukungan Anda kepada anak. 10. Sedang tumbuh gigi Masa tumbuh gigi adalah salah satu momen yang paling sulit bagi anak dan orang tua, karena proses tumbuh gigi menimbulkan rasa tidak nyaman dan rasa sakit pada anak. Oleh karena itu, Anda bisa memeluk atau menggendongnya untuk membuat anak terus merasa nyaman dan aman. Penulis: Tyas Sukma Kegiatan sekolah online, tentu membuat anak cenderung banyak menghabiskan waktu di rumah. Akibatnya, tak jarang mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan di atas kasur.
Sebagai ibu, tentu kita menginginkan anak melakukan berbagai aktivitas yang lebih produktif ketimbang hanya tidur-tiduran. Oleh sebab itu, berikut cara yang bisa moms lakukan agar anak tidak hanya bermalas-malasan di dalam rumah: 1. Jadilah teladan Anak-anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Oleh sebab itu, lakukan berbagai kebiasaan yang produktif agar anak dapat menirunya. 2. Mengajari anak soal kerja sama Izinkan anak untuk berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Misalnya, meminta bantuannya untuk merapihkan piring, membersihkan debu, sedangkan moms melakukan pekerjaan rumah tangga lain. 3. Hadiahi anak atas pekerjaan yang dilakukannya Bila selama seharian mereka melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat, moms bisa mengapresiasinya dalam bentuk memberikan hadiah. Dengan itulah, mereka dapat menyadari bahwa moms sangat menghargai hal-hal yang dilakukannya. 4. Adakan aktivitas fisik bersama keluarga Agar anak tidak bermalas-malasan, moms bisa mengadakan kegiatan bonding bersama keluarga, seperti bermain bola berenang, ataupun jogging bersama. Penulis: Elsa Himawan Salah satu permasalahan dalam hubungan orang tua dan anak adalah anak yang tertutup dan jarang bercerita tentang hal-hal yang dilaluinya. Kebanyakan anak berbicara tanpa henti ketika mereka berada di taman kanak-kanak. Di sekolah dasar, banyak dari mereka mulai bungkam dengan orang tua mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, melansir Aha! Parenting berikut ini 10 strategi untuk membuat anak-anak berbicara.
1. Perhatikan pembuka percakapan kecil Perhatikan pembuka percakapan kecil yang ditawarkan anak, dan tinggalkan semuanya untuk merespons, respon dalam menanggapi pembukaan anak saat bercerita sangat penting dalam membangun kedekatan. Bagi anak, respon tersebut adalah indikasi apakah dia dapat mengandalkan kita untuk berbicara ketika dia membutuhkan. Hal ini menjadi snagat penting daripada percakapan apa pun yang kita coba mulai, misalnya mencoba untuk membuat anak menceritakan apa yang terjadi di sekolah hari ini. 2. Ajukan pertanyaan yang tidak menghakimi yang membutuhkan jawaban nyata. Ajukan pertanyaan santai yang dapat dijawab dengan nyata seperti "Apa hal baik di sekolah hari ini?", "Kamu duduk dengan siapa saat makan siang hari ini?", “Bagaimana pertandingan sepak bola saat istirahat?”, atau pertanyaan "Bagaimana sekolah hari ini?" Pertanyaan yang dimulai dengan "Mengapa" sering kali membuat anak-anak bersikap defensif; daripada bertanya “Kenapa kamu memakai itu?”, lebih baik bertanya "Menurut Kamu apa yang akan dikenakan sebagian besar anak-anak di karyawisata?" 3. Jangan langsung memberikan solusi dan saran. Anak membutuhkan kesempatan untuk melampiaskan, dan biasanya anak tidak dapat mendengar nasihat sampai ia melampiaskannya. Anak juga membutuhkan kesempatan untuk menemukan solusinya sendiri, yaitu bagaimana dia mengembangkan kepercayaan diri dan kompetensinya. Jika Kita langsung memberikan solusi, dapat membuatnya merasa tidak kompeten. 4. Pastikan Anda terhubung dengan setiap anak Anda setiap hari Pastikan Anda terhubung dengan setiap anak Anda setiap hari, meskipun hanya untuk waktu yang singkat. Berada saat anak pulang adalah cara yang pasti untuk mendengar hal-hal penting hari ini. Misalnya duduk di sofa sambil mengobrol tentang apa pun mulai dari hari mereka di sekolah hingga mengobrol tentang acara TV yang baru saja kalian tonton bersama. 5. Bangun "waktu khusus" dengan setiap anak ke dalam rutinitas Anda. Waktu khusus dapat dilakukan misalnya seperti Ayah dan anak pergi makan siang sebulan sekali, atau bermain basket bersama seminggu sekali. Atau Ibu selalu menemani anak dalam proses anak mengejar impiannya. Biasanya, aznak-anak sering menunggu saat-saat rutin ini bersama orang tua mereka untuk membicarakan sesuatu yang mengganggu mereka. 6. Jika tidak mendapatkan respons yang diinginkan dari anak-anak Anda, mundurlah dan perhatikan bagaimana Anda memulai. Temukan cara untuk menghadapi anak-anak dengan cara yang ramah dan tidak menyinggung. Tidak apa-apa untuk menuntut dan mengharapkan koneksi – Kita memiliki hak untuk menjalin hubungan dengan anak Kita. Tetapi, Kita lebih mungkin menemukan respons yang diinginkan jika dapat membantu anak mengingat mengapa dia menyukai Kita! 7. Cobalah untuk tidak menanggapi respon anak dengan kemarahan. Daripada kemarahan, lebih baik tunjukkan kerentanan dan luka Anda. Katakan "Aduh!" dan berpaling (sebelum Kita menyerah pada godaan untuk menyerang). Putra atau putri Kita hampir pasti akan merasa sedih karena telah menyakiti Kita, terutama karena Kita belum membangkitkan kemarahan mereka dengan menyerang balik. Ingatkan diri bahwa sedikit itu mungkin tidak disengaja dan bahwa menjadi dekat dengan anak Anda adalah prioritas Anda. Kemudian, ketika Anda tidak kesal, gunakan sentuhan ringan untuk memberi tahu anak betapa Kita ingin terhubung dan betapa terlukanya Kita. Anak mungkin akan meminta maaf, dan belajar sesuatu tentang berhubungan secara sopan. Jika tidak, itu merupakan indikasi bahwa hubungan Kita perlu diperbaiki, dan hati ke hati sudah beres. Tegaskan kembali betapa Kita mencintai anak dan ingin dekat, serta komitmen terhadap rumah di mana setiap orang memperlakukan satu sama lain dengan hormat. Kemudian tanyakan apa yang menurutnya menghalangi hubungan cinta di antara Anda. 8. Tetap tersedia. Anak-anak berbicara ketika ada sesuatu untuk mereka, terutama jika Anda telah membuktikan diri sebagai pendengar yang baik, tetapi tidak terlalu terikat pada keterbukaan mereka kepada Anda. Jika Anda bertindak seolah-olah informasi yang mereka miliki adalah permata yang Anda butuhkan, mereka sering kali tidak akan mampu melawan kekuatan itu dan akan menjadi semakin kikir untuk berbagi. "Saya akan berada di dapur membuat makan malam jika Anda menginginkan saya" atau "Saya harus pergi ke pasar, tetapi jangan ragu untuk menelepon jika Kamu membutuhkan saya." Menyatakan ketersediaan Anda sangat membantu, bahkan dengan remaja. Tetapi bagian terpenting dari tetap tersedia adalah keadaan pikiran, yaitu Anak Anda akan merasakan ketersediaan emosional Kita. 9. Gunakan komunikasi tidak langsung. Anak-anak sering kali lebih terbuka di dalam mobil, saat berjalan-jalan, atau dalam gelap -- sepanjang waktu ketika kontak mata terbatas. Ingat, ini adalah saat yang tepat untuk membuat anak berbicara. Kesempatan lain untuk komunikasi tidak langsung adalah ketika teman-teman mereka selesai, atau di dalam mobil. Tutup saja mulut Kita dan dengarkan. Anak tahu Kita ada di sana, tentu saja, tetapi seringkali lebih bersedia untuk berbicara daripada jika Kita berbicara secara langsung. 10. Dengarkan Satu-satunya bagian terpenting dalam membantu anak-anak membuka diri. Jangan bicara, dengarkan. Renungkan kembali apa yang mereka katakan sehingga mereka tahu jika Kita mengerti, dan kemudian diamlah agar mereka dapat berbicara lebih banyak. Jika mereka tidak terus berbicara, Kita dapat mengajukan pertanyaan lain, tetapi jaga agar nada bicara Kita tetap bersahabat, bukan interogasi. Penulis: Elsa Himawan Sebuah penelitian menunjukan anak-anak yang memiliki ibu dengan penuh kasih sayang bakal lebih sehat pada kemudian hari. Orang dewasa yang memiliki ibu penyayang cenderung bebas penyakit dan risiko mengalami depresinya lebih rendah.
Menurut para peneliti, tumbuh di rumah yang penuh kasih dianggap dapat mengurangi stres dan mendorong seseorang hidup lebih baik. Peneliti dari Michigan State University menganalisis data dari National Survey of Midlife Development di Amerika Serikat, dan Health and Retirement Study. Studi pertama merupakan orang dewasa pada usia pertengahan 40-an selama 18 tahun, sedangkan studi kedua merupakan orang berusia 50 atau lebih selama enam tahun. Dalam kedua percobaan tersebut, para peserta ditanya bagaimana orang tua mereka memahami masalah mereka sebagai anak-anak. Para peserta juga ditanya seberapa banyak orang tua memberikan kasih sayang dan seberapa banyak orang tua mengajari mereka tentang dunia. Para peserta juga ditanyai apakah mereka telah didiagnosis dengan hingga 27 kondisi, termasuk penyakit tiroid, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Sedangkan depresi dinilai, dengan menanyakan apakah mereka mengalami salah satu dari banyak gejala dalam dua pekan terakhir. Gejala-gejala tersebut di antaranya kehilangan minat dalam hal-hal, energi rendah, nafsu makan yang buruk, insomnia, konsentrasi berkurang, kesedihan, dan pikiran tentang kematian. Hasil menunjukkan peserta yang ingat, menerima kasih sayang tingkat tinggi dari ibu mereka lebih sehat dan cenderung tidak depresi. Selain itu, mereka yang memiliki ayah yang suportif dan penuh kasih juga mengurangi risiko gejala depresi. Penurunan risiko penyakit kronis hanya ditemukan dalam studi pertama. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Health Psychology. "Kami tahu bahwa memori memainkan peran besar dalam bagaimana kami memahami dunia, bagaimana kami mengatur pengalaman masa lalu kami dan bagaimana kami menilai bagaimana kami harus bertindak di masa depan," kata William Chopik selaku Penulis Utama seperti dilansir dari Daily Mail. Chopik mengatakan ingatan yang baik kemungkinan berefek positif pada kesehatan dan kesejahteraan. Ingatan tersebut, diyakini dapat mengurangi stres dan membantu menentukan pilihan yang baik dalam hidup. "Orang mungkin berharap ingatan masa kecil menjadi kurang penting seiring waktu, tetapi ingatan ini masih bisa memprediksi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik ketika orang-orang berada di usia paruh baya," tambahnya. Kekuatan ikatan antara seorang anak dan orang tua sebelumnya telah berhubungan dengan seseorang dan risiko penyalahgunaan zat. Namun, penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada ibu dan jarang menilai peran seorang ayah. Meskipun penelitian saat ini menemukan cinta seorang ibu membentuk masa depan seorang anak lebih dari seorang ayah, Chopik mengatakan hal tersebut bisa jadi berubah. Menurutnya, hasil penelitian mencerminkan kebudayaan yang memungkinkan seorang ibu menjadi pengasuh utama bagi anak-anak. "Dengan mengubah norma-norma budaya tentang peran ayah dalam pengasuhan, ada kemungkinan bahwa hasil dari studi masa depan orang yang lahir di tahun-tahun terakhir akan lebih fokus pada hubungan dengan ayah mereka." Penulis: Tyas Sukma Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata usia anak terpapar pornografi adalah sekitar umur 10 tahun. Sering kali ini disebabkan oleh ketidaksengajaan yang ditemukan pada website internet. Bisa juga dikarenakan lingkungan yang mengajaknya untuk menonton pornografi.
Menurut Happy Families, apabila moms menemukan kasus tersebut pada anak, lebih baik lakukan hal ini: 1. Tetap tenang Menunjukkan kemarahan akan membuat anak khawatir bahwa dia sedang dalam masalah. Oleh sebab itu, tetaplah tenang agar dapat meyakinkan anak bahwa kalian bisa membicarakan hal ini secara baik-baik. 2. Dengarkan penjelasannya Mintalah anak menceritakan bagaimana dan dari mana ia menemukan website pornografi, serta apa alasannya ia menonton video senonoh tersebut. Hal ini dapat membantu moms untuk mengetahui solusi yang perlu diperbuat. Selanjutnya, dengarkan apa yang ia rasakan saat menonton. Biarlah anak merasa terbuka, sehingga dia tidak perlu menutup-nutupi persaannya kepada moms. 3. Yakinkan anak bahwa ia tidak dalam masalah Ketimbang memberikan hukuman, sebaiknya moms akui secara terbuka mengenai kekecewaan yang moms rasakan kala melihat anak menonton video porno. Dengan demikian, ia akan memahami apa yang menjadi isi hati moms. 4. Memberikan pengetahuan soal seks Dikarenakan sudah terlanjur menonton, berikan anak pengertian mengenai seks. Seks hanya dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Bukan soal nafsu belaka, seks didasarkan oleh hati yang saling mencintai. Seks digunakan untuk memberi keintiman bagi suami-istri. Jelaskan juga soal waktu, nilai-nilai, dan batasan yang tepat mengenai hubungan seksual. 5. Memecahkan masalah bersama Komunikasikan bersama soal cara memecahkan masalah ini. Misalnya, memperbarui tingkat keamanan perangkat, menghindari teman dan kerabat yang suka melihat potnografi, dan melakukan percakapan rutin soal apa yang dilihat anak. Penulis: Elsa Himawan Kesabaran adalah karakter positif yang harus diajarkan sejak dini. Sebab, bila sejak kecil anak tidak mengerti pentingnya sebuah kesabaran, dikhawatirkan saat dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang terburu-buru dan tidak sabaran.
Dengan demikian, kids village memberikan tips mengajarkan anak agar menjadi pribadi yang sabar: 1. Ajarkan dia untuk menunggu Ajarkan anak untuk menunggu ketika ia ingin mendapatkan sesuatu. Misalnya, saat ia ingin membeli mainan baru, moms bisa memintanya untuk menunggu sampai hari kenaikan sekolah. Menetapkan jangka waktu untuk mendapatkan sesuatu akan membentuk anak menjadi pribadi yang tidak egois dan sabar. 2. Ajarkan nilai lain selama penantiannya Daripada menunggu tanpa berbuat apapun, lebih baik mengajarkan anak untuk melakukan sesuatu selama proses penantiannya. Misalkan, ajak dia untuk menabung selagi ia menunggu untuk dibelikan mainan. Dengan demikian, bukan hanya karakter sabar, anak juga bisa terlatih untuk menjadi pribadi yang hemat. 3. Menepati janji Jangan membuat anak kapok untuk bersabar hanya karena hasil dari penantiannya hanyalah sebuah kesia-siaan. Tepatilah janji agar mengajarkannya bahwa buah dari kesabaran tidak pernah mengecewakan. 4. Ajarkan soal berhitung ketika ia mulai kehilangan kesabaran Ingatkan anak bahwa setiap kali ia mulai kehilangan kesabaran, maka saat itulah ia harus mulai berhitung 1-10. Hal ini dapat diterapkan saat ia sedang marah. Sebelum akhirnya mengamuk, biarlah ia menghitung angka dalam hatinya agar emosi yang keluar akhirnya tidak meledak-ledak. Penulis: Elsa Himawan Sebagai orang tua, tanpa sadar kita sering menjanjikan sesuatu kepada anak. Hal ini kerap dilakukan agar mereka mau menuruti permintaan kita. Namun sesudahnya, kita mengabaikan janji tersebut. Hal ini tentu membuat anak menjadi sedih.
Menurut laman doctor NDTV, berikut hal yang terjadi jika orang tua sering mengingkari janji pada anak: 1. Timbul kekecewaan Jika orang tua melanggar janji anaknya, dia akan kecewa dan mungkin tidak akan memercayai moms lagi. Oleh sebab itu, bila rencana kalian telah gagal, ajak dia untuk melakukan kegiatan menyenangkan lain agar anak merasa terhibur. 2. Merusak kepercayaannya Ketika orang tua tidak menepati janji, mereka secara tidak sadar sedang mengajari anak-anak untuk tidak memercayai omongan mereka lagi. 3. Merasa dirinya tidak penting Ketika moms menjanjikan sesuatu kepada anak, moms sedang meyakinkan dirinya bahwa ia sangatlah penting. Namun, ketika moms merusak janji tersebut, itu akan membentuk persepsi anak bahwa ia tidaklah sepenting apa yang dipikirkannya. 3. Mengurangi rasa hormatnya dengan orang tua Jika orang tua sering mengingkari janji, anak-anak akan sering dibuat kecewa dan akhirnya tidak dapat respect lagi kepada orang tuanya. 4. Tumbuh menjadi seorang yang suka ingkar janji Melihat kebiasaan orang tuanya yang suka mengingkari janji akan membentuk karakter anak untuk menjadi seorang pengingkar janji. Sebab, mereka akan berpikir bahwa mengingkari janji adalah perbuatan yang sepele. Penulis: Elsa Himawan Karakter seseorang dapat dipengaruhi dari cara orang tua mendidik anaknya sejak kecil. Karena itu, mengajarkan anak laki-laki soal pentingnya menghargai wanita adalah hal yang harus ditanamkan sedini mungkin. Jangan sampai, karena orang tua lalai dalam mendidik anak laki-laki, ia malah tumbuh menjadi pribadi yang kasar, egois, dan tidak menghormati wanita. Untuk itu, laman leading laddy mencatat 5 cara mendidik anak lelaku agar menjadi pribadi yang menghargai wanita: 1. Ajarkan ia soal rasa hormat dan kasih sayang untuk semua orang Teruslah tanamkan kepada mereka prinsip bahwa semua orang berhak mendapatkan rasa hormat, kebaikan, dan kasih sayang tanpa memandang jenis kelamin. Saat ia tumbuh menjadi dewasa, pesan tersebut akan melekat dan menjadi nilai hidupnya. 2. Kelilingi dia dengan panutan pria yang menghormati wanita Anak-anak akan meniru segala hal yang mereka lihat. Lama kelamaan, peniruan itulah yang membentuk karakternya. Di sini sangat penting figur seorang ayah yang baik dan penyayang. Dengan demikian, mudah baginya untuk menemukan sosok yang patut dicontoh. 3. Ciptakan lingkungan yang aman baginya untuk mengekspresikan perasaannya Dari dulu, banyak orang tua yang mendefinisikan bahwa pria macho tidak boleh menangis atau mengungkapkan perasaannya secara terbuka. Ia harus tegar di setiap situasi, sehingga tidak ada orang yang dapat mengetahui kelemahannya. Hal ini justru berdampak negatif karena ia akan mengalami frustasi dan tumbuh menjadi pria yang temperamen. Oleh sebab itu, ajarkan anak sejak dini soal cara mengungkapkan dan mengekspresikan perasaannya dengan benar. Dengan demikian, ia akan menjadi pria yang berbelas kasih dan mudah memahami wanita. 4. Mendorongnya agar memiliki sifat perhatian Moms bisa mengajarkannya dari hal-hal kecil. Misalkan, menjenguk teman yang sakit, membukakan pintu bagi orang lain, membiarkan seseorang meminjam barangnya, dan menghibur teman yang sedih. Jika dibiasakan, perilaku-perilaku tersebut akan tumbuh menjadi habitatnya hingga besar. 5. Libatkan dia dalam pekerjaan rumah tangga Sejak dulu, pekerjaan rumah tangga selalu dinilai sebagai kewajiban wanita. Padahal memasak, mencuci pakaian, membersihkan lantai, juga bisa moms ajarkan pada anak laki-laki. Dengan demikian, kelak ia dapat menjadi pribadi yang bisa diandalkan dan bersedia membantu istrinya karena sudah terbiasa melakukan tugas itu saat tinggal dengan moms. Penulis: Elsa Himawan Tak sekadar menghafal isi buku pelajaran, anak juga perlu dilatih untuk berpikir kritis agar dapat menghubungkan konsep satu dan lainnya. Berpikir kritis berarti meningkatkan kemampuannya untuk memecahkan masalah, berpikir kreatif, mempertajam daya ingat, dan tentunya juga meningkatkan cara mengaplikasikan segala ilmu pengetahuan yang ia serap.
Berpikir kritis juga akan melatih anak menjadi investigator yang andal dan penuh inovasi lho. Lalu, bagaimana melatih anak untuk berpikir kritis? Ikuti beberapa cara di bawah ini, yuk! 1. Bantu Berstrategi “Pemikir yang kritis dapat memecahkan masalah dengan lebih mudah, dan anak tidak akan bisa mencari solusi jika kita tidak memberinya kesempatan untuk berlatih,” ujar Amy Seely Flint, Ph.D., Profesor Pendidikan di Georgia State University, Atlanta, pada Parents.com. Maka ketika anak terbentur pilihan antara harus ke pesta ulang tahun teman dan pertandingan sepakbola, biarkan ia mencari solusinya sendiri. Membantunya memecahkan masalah sama saja tidak memberi anak kesempatan untuk berpikir kritis. Jika anak berencana tetap ke pesta ulang tahun walau terlambat setelah bertanding, Anda boleh memberi tahu kisaran waktu dan jarak yang harus ditempuh dari tempat bertanding ke rumah temannya. Selanjutnya? Biarkan ia menghitung sendiri waktu dan konsekuensi dari setiap keputusan yang ia ambil. 2. Prediksi Cerita Beri anak buku atau film seri yang akhir kisahnya sulit ditebak. Jalan ceritanya yang ambigu bisa menjadi alat yang tepat untuk anak menghubungkan info demi info dari awal cerita. Biarkan ia memprediksi sendiri akhir dari cerita di buku atau film tersebut, kenapa tokohnya melakukan ini dan itu, dan biarkan juga ia mengembangkan kisahnya agar lebih seru lagi. Melatih anak berpikir kritis, artinya Anda juga harus bisa mengembangkan imajinasi anak. Imajinasi yang baik akan membantunya untuk bisa berpikir kritis lho. 3. Biarkan Beropini Cara terbaik untuk melatih anak berpikir kritis adalah dengan tidak membungkam opininya. Terkadang anak butuh teman bicara untuk bisa mengembangkan kemampuannya beropini. Ada juga anak yang pandai beropini, tetapi malu untuk mengutarakannya di depan kelas atau di depan orang banyak. Ini artinya, Anda harus terbiasa menanyakan opini anak dan membiarkannya bebas mengekspresikan opini. Perlahan tapi pasti, anak yang bebas beropini akan berani berbicara di depan publik dengan kritis! 4. Mendiskusikan Berita Berita terkini adalah hal yang paling menarik untuk dijadikan bahan diskusi dengan anak. Contohnya banjir di beberapa titik di Jakarta yang sering terjadi setiap bulan Februari. Ajak anak berdiskusi mengenai banjir ini dan dengarkan segala opininya. Anda boleh mengajaknya berdebat dengan sehat untuk mengasah caranya berpikir kritis sambil mengajarkan seni berdiskusi yang baik dan sopan. Jangan lupa ajarkan anak untuk mencari sumber tepercaya setiap kali ingin menyampaikan fakta ya. 5. Belajar dari Kesalahan Melihat kesuksesan dan kegagalan masa lalu adalah cara yang baik untuk membangun kemampuan berpikir kritis pada anak. Ketika anak berhasil menang lomba lari, kalah lomba menggambar, dan pengalaman lainnya, semangati dia untuk menganalisis apa yang membuatnya sukses dan apa yang membuatnya gagal. Anak harus tahu apa kelemahan serta kelebihannya dan harus tahu bagaimana memperbaikinya. Bisa mengenali diri dan tidak malu belajar dari kegagalan adalah sikap yang penting dalam melatih anak berpikir kritis. Ini adalah proses alami yang pernah dirasakan semua orang, tetapi hanya anak cerdas yang mampu berpikir kritis yang bisa mengubah pengalamannya menjadi “bahan bakar” untuk melesat maju. Penulis: Tyas Sukma Rasanya sebal, melihat anak memiliki performa belajar yang rendah. Melihat hal itu, orang tua sering kali menjuluki anaknya dengan julukan "si pemalas". Padahal, tentu ada penyebab yang membuat anak menjadi malas belajar. Menurut laman parenting for brain, terdapat alasan-alasan ilmiah yang menyebabkan kesulitan belajar pada anak: 1. Menderita learning disabilities Learning disabilities atau kesulitan belajar menyebabkan anak menjadi tidak tertarik dan kehilangan motivasi belajar. Sebuah studi yang dilakukan oleh Queensland University of Technology di Australia mengevaluasi 20 anak berusia 7 hingga 10 tahun, yang dianggap malas oleh orang tua dan guru mereka. Pemeriksaan yang cermat mengungkapkan bahwa 17 dari 20 anak menderita berbagai kesulitan belajar (learning disabilities). 2. Menderita ADHD ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada anak. Mereka yang terdiagnosis ADHD akan mengalami kesulitan fokus. ADHD yang menyebabkan anak malas belajar memiliki beragam tipe, yaitu Predominantly hyperactive-impulsive, Predominantly inattentive, dan Combined. 3. Kurang tidur Tidak cukup istirahat di malam hari akan membuat anak menjadi lelah pada siang hari. Kurang tidur bisa disebabkan karena bermain video game dan menonton YouTube. Oleh sebab itu, pentingnya peran orang tua untuk memastikan anak tidak menyentuh gadget pada malam hari. 4. Kecemasan Gangguan kecemasan banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Mereka yang menderita kecemasan memiliki motivasi intrinsik yang lebih rendah untuk belajar. 5. Tekanan orang tua Faktanya, anak-anak yang terlibat dalam pembelajaran tanpa adanya paksaan atau tekanan, cenderung lebih tinggi memiliki motivasi belajar. Karena itu, kontrol dari orang tua yang berlebihan justru membuat anak menjadi kehilangan motivasi belajar. Penulis: Elsa Himawan Menjadi orang tua memang tidaklah mudah. Bukan hanya mengatur keuangan, melainkan pandai dalam mengatur sikap anak juga menjadi tugas yang penting. Sebab, tak jarang anak tidak mampu memahami kondisi keuangan orang tua karena yang mereka tahu, keinginan mereka harus selalu terpenuhi. Di sisi lain, banyak kebutuhan yang jauh lebih prioritas daripada memenuhi keinginan anak.
Namun, sering kali kita terpaksa menuruti permintaan anak hanya untuk berusaha membuatnya diam. Moms, jika kita terus memenuhi permintaan anak, justru akan membentuk karakternya menjadi pribadi yang egois dan tidak mau memahami orang lain. Di sisi lain, langsung berkata "tidak" atas permintaan anak juga akan membuatnya menjadi kecewa. Laman raising children mencatat beberapa cara bijak untuk menolak permintaan anak: 1. Jangan langsung mengatakan "tidak" Jika moms memutuskan untuk mengatakan tidak, sebaiknya berikan alasan terlebih dahulu. Hal ini dapat membantu anak untuk memahami keputusan anda, sehingga dia tidak langsung kecewa saat mendengar kata "tidak" dari moms. 2. Tawarkan sesuatu yang lain Moms bisa melakukan negosiasi dengan anak. Berikan dia tawaran yang lain, sehingga ia melupakan keinginannya untuk membeli mainan. Misalnya, menawarkan dia makanan kesukaannya, atau mengajak dia melakukan kegiatan lain yang sangat mengasyikkan. 3. Berikan anak respon yang membangun Bila menolak permintaannya, moms bisa memuji dia terlebih dahulu. Misalnya, mengatakan bahwa ia adalah anak baik, cerdas, pengertian, dan pastinya mau patuh kepada ucapan orang tua. Hal itu akan membuat anak berusaha untuk membenarkan pujian moms, sehingga ia akan menghentikan keinginannya untuk minta dibelikan mainan. Penulis: Elsa Himawan Ibu tiri atau ibu sambung sering digambarkan sebagai sosok yang jahat, memperlakukan anak dengan buruk, dan memiliki niat tersembunyi. Padahal pada kenyataannya, hal-hal tersebut tidaklah benar.
Namun, oleh karena anggapan itu, ibu sambung seakan memiliki suatu keharusan untuk membuktikan diri bahwa stigma tersebut tidaklah benar. Menjadi ibu tiri bukanlah peran yang mudah. Dilansir dari Brightside, berikut ini beberapa kesulitan yang sering dialami para ibu sambung, dan cara mengatasinya. 1. Kita harus bersabar Anak sambung mungkin memiliki karakter yang sangat berbeda dari kita. Mereka pun sudah berkepribadian yang mirip dengan orang tua kandungnya tetapi tidak dengan kita, Hal ini memanglah menyulitkan namun kita harus melakukan upaya ekstra untuk menjalin ikatan lebih dalam dengan anak tersebut. Ini mungkin tidak mudah pada awalnya, tetapi pada akhirnya bisa bermanfaat ketika kita melihat bahwa mereka telah menginternalisasi apa yang kita ajarkan kepada mereka, atau bahwa kita mulai memiliki minat yang sama. 2. Kita harus ingat untuk tidak membiarkan kata-kata menentukan siapa kita Anak-anak mungkin menyebut ibu kandung mereka 'ibu yang sesungguhnya', dan itu menyakitkan untuk didengar karena hal itu membuat kita merasa seperti orang asing dan merasa kurang dihargai. Tetapi jangan tersinggung kata-kata itu. Anak mungkin tidak bermaksud untuk menyakiti kita. Bagi mereka, ini hanyalah cara untuk membedakan antara 2 orang. 3. Terimalah bahwa kita tidak dapat mengontrol segalanya Kita mungkin merasa kehilangan kendali setiap kali anak tiri kita menghabiskan waktu bersama ibu kandungnya, yang dapat membuat kita merasa khawatir dan cemas. Tetapi ingatlah bahwa kita tidak bisa dan tidak harus mengontrol semua yang terjadi dalam hidup anak. Jadilah ibu terbaik saat mereka bersama kita, dan tangani masalah saat mereka datang. 4. Kita harus mengingatkan diri sendiri bahwa kita memainkan peran penting Pahami bahwa, meskipun kita bukan ibu kandung, peran kita dalam hidup anak tetap sangat penting. Setelah kita menyadarinya, kita akan lebih percaya diri untuk menjadi ibu tiri yang lebih baik, yang tidak berfokus pada rasa tidak aman. 5. Kita harus ingat untuk tidak melupakan diri sendiri Mencoba menjadi istri dan ibu tiri yang sempurna bisa melelahkan dan membuat stres. Dan terkadang kita mungkin terlalu fokus pada apa yang kita harus kita lakukan untuk orang lain, dan lupa bahwa kita perlu meluangkan waktu untuk diri sendiri. Menjadi ibu tiri bukanlah pekerjaan mudah, jadi tidak apa-apa jika kita perlu meluangkan waktu sendiri atau bersama teman untuk refreshing. 6. Kita tidak boleh mencoba mengganti peran ibu kandung mereka Tidak peduli seberapa besar kita mencintai anak tiri, kita tidak bisa menjadi orang yang sama seperti ibu kandung mereka. Dan tidak apa-apa, menjadi ibu tiri adalah peran unik yang dapat kita mainkan dalam hidup mereka, dan itu tidak berarti kita lebih buruk dari ibu kandung mereka. 7. Kita tidak boleh membandingkan diri dengan orang lain Keluarga kita tidak harus serupa dengan keluarga lain yang memiliki orang tua tiri. Kita mungkin melihat keluarga lain di mana ibu tiri rukun dengan ibu kandung, dan karena itu kita mulai merasa tidak melakukan pekerjaan yang cukup baik. Tidak apa-apa menjadi keluarga yang tidak sempurna, tetapi yang terpenting adalah kita dapat menghargai saat-saat indah yang kita miliki. Penulis: Tyas Sukma |
Archives
August 2022
Categories |