Anda tentu ingin terus mendampingi anak untuk melindunginya dari berbagai macam bahaya. Namun, ada kalanya suatu saat nanti Anda tidak mungkin selalu berada di samping anak. Untuk itu, Anda perlu mengajarkan berbagai hal yang bisa digunakan anak untuk melindungi dirinya sendiri. Salah satu yang terpenting adalah body safety.
Anak-anak sangat rentan terhadap pelecehan seksual maupun ancaman fisik berbahaya lainnya. Melansir dari Motherly, berikut ini hal-hal yang perlu Anda ajarkan tentang body safety kepada anak. 1. Ajarkan Bagian-Bagian Tubuh dengan Benar Mengenalkan nama-nama organ tubuh dengan benar kepada anak, terutama organ intim, seperti penis, vagina, bokong, dada, dan puting. Jelaskan bahwa berbagai organ ini perlu terus dilindungi dan tertutup oleh pakaian. Hindari pemberian istilah lain pada organ tubuh tertentu. Dengan begini, anak bisa menjelaskan dengan benar jika hal buruk terjadi. 2. Pastikan Anak Paham Konsep Privat Jelaskan konsep privat dan publik kepada anak. Ceritakan bahwa toilet adalah tempat privat, karena hanya dirinya yang boleh berada di situ, dan ruang tamu adalah tempat publik karena ruangan tersebut bisa didatangi oleh banyak orang. 3. Kenalkan Sosok Kepercayaan Ajarkan anak bahwa tidak ada orang yang berhak menyentuh atau melihat organ intimnya. Jika ada seseorang yang ingin melakukannya, maka ia perlu segera menceritakannya kepada orang dewasa yang ia percaya. Selain itu, ajarkan pula jika seseorang meminta anak untuk menyentuh atau melihat organ intimnya, itu adalah hal yang salah. Bantu anak untuk memilih 3-5 orang dewasa yang bisa ia percaya, serta pastikan 1 dari mereka bukan anggota keluarga. Hal ini disebut dengan Safety Network. 4. Bicarakan Soal Perasaan Anda perlu bicarakan soal perasaan dengan anak. Diskusikan tentang perasaan senang, sedih, marah, dan sebagainya. Dorong anak untuk mengutarakan perasaannya. Dengan begini, anak bisa menceritakan perasaan mereka ketika seseorang menyentuhnya dengan tidak pantas. 5. Aman dan Berbahaya Bicarakan tentang perasaan aman dan berbahaya. Diskusikan pada momen di mana rasa aman dan berbahaya akan muncul. Misalnya, ketika anak jatuh karena didorong oleh temannya (berbahaya) atau saat Anda membacakan dongeng sebelum tidur (aman). 6. Bercerita saat Merasa Bahaya Jelaskan bahwa ada tanda-tanda jika anak merasa sedang dalam bahaya. Misalnya, degup jantung yang meningkat, mual, tangan yang berkeringat, dan sebagainya. Biarkan anak mengutarakan berbagai tanda yang menurutnya dapat menandakan rasa bahaya. Katakan bahwa anak perlu segera bicara dengan Safety Network yang dirinya punya ketika merasa bahaya. 7. Jangan Dukung Rahasia Jelaskan perbedaan dengan kejutan bahagia dan rahasia berbahaya kepada anak. Kejutan bahagia contohnya adalah ketika merahasiakan pesta kejutan ulang tahun, sedangkan rahasia berbahaya contohnya ketika seseorang menyentuh organ intimnya. Pastikan anak tahu bahwa jika seseorang memintanya untuk menjaga rahasia berbahaya, maka anak perlu segera memberi tahu ke Safety Network. 8. Dorong Anak untuk Mengutarakan Perasaannya Jelaskan beberapa momen di mana menyentuh organ intim bukanlah masalah, contohnya dokter ketika anak sakit (tapi Anda juga tetap perlu mendampinginya). Selain itu, jelaskan pula bahwa jika seseorang menyentuh organ intim di momen yang tidak pantas maka dirinya perlu segera berkata, tidak! atau jangan! dan halangi dengan kaki atau tangannya. Tegaskan kepada anak bahwa mereka adalah bos dari tubuh mereka sendiri, dan dirinya tidak perlu mencium atau memeluk seseorang jika dirinya tak mau. Jelaskan bahwa kita semua memiliki batasan atau body boundary. Hal ini adalah konsep tentang area tak terlihat di sekitar tubuhnya yang tidak bisa dimasuki oleh orang lain tanpa seizinnya. Penulis: Tyas Sukma
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
January 2023
Categories |