Banyak orang tua sering tidak sengaja mengeluh tentang berat badan mereka sendiri di depan anak-anaknya.
Kemudian, anak-anak menyerap percakapan tentang mengurangi jumlah makanan dan aktivitas fisik sebagai metode yang efektif untuk membakar kalori, menurunkan berat badan, dan mencapai bentuk tubuh yang ideal. Selanjutnya, pujian akan diberikan kepada orang dewasa atau anak-anak lain yang berhasil menurunkan berat badan. Bagaimana dampak bagi anak? Mereka menyerap setiap kata yang tidak menyenangkan dan tidak sehat tentang ketidakpuasan tubuh dan rasa malu yang diturunkan orang tuanya kepada mereka. Sebagai orang tua, berikut ini tips-tips yang dilansir dari Live Healthy untuk menghentikan kebiasaan body shaming pada anak atau mempermalukan tubuh pada anak. 1. Jadilah panutan, bukan pelatih Terkadang orang tua lupa bahwa anak mereka meniru semua yang dilakukannya. Jika Anda ingin membentuk kebiasaan makan yang sehat, Anda tidak dapat mendorong anak untuk makan sehat dan berolahraga saat Anda berbaring di sofa sambil makan makanan ringan. Sebaliknya, praktikkan apa yang Anda sarankan pada anak. Jadikan gaya hidup sehat menjadi langkah awal untuk mencintai tubuh dan mengurangi kebiasaan body shaming pada anakmu. 2. Bicara tentang makan sehat, bukan diet Bangun gaya hidup sehat melalui makanan dengan fokus kesehatan dan bukan berat badan. Dorong mereka untuk menerapkan kebiasaan makan sehat dengan rutin dan mengajari dasar-dasar nutrisi yang ada pada makanannya. Bicarakan secara teratur tentang kelompok makanan yang berbeda dan pentingnya makan dalam jumlah yang tepat untuk mendukung fungsi tubuh mereka. Jangan pernah melabeli makanan sebagai baik atau buruk atau melarang makanan tertentu, kecuali ada alasan penyakit di baliknya. Beri tahu jika sayuran dan buah-buahan bisa dikonsumsi setiap hari, sedangkan makanan ringan dan cepat saji tidak disarankan dikonsumsi setiap hari. Biarkan anak-anak memutuskan apa yang ingin mereka makan tanpa penilaian apapun, sambil secara bersamaan membantu mereka berlatih memperhatikan isyarat rasa lapar dan kenyang, sehingga, anak-anak akan belajar makan secukupnya. 3. Tingkatkan penerimaan diri, bukan body shaming Akar ketidakpuasan tubuh dimulai sejak masa kanak-kanak, dan ketika orang tua melakukan body shaming pada anak, inilah saat komplikasi kesehatan yang serius lebih mungkin terjadi. Ketika orang tua menganggap anaknya kelebihan berat badan, anak-anak cenderung melihat ukuran tubuh mereka secara negatif dan secara aktif mencoba menurunkan berat badan. Citra tubuh negatif di antara anak-anak terbukti meningkatkan risiko harga diri rendah, gejala depresi, gangguan makan, kelebihan berat badan, dan obesitas. Sebaliknya, orang tua harus memilih kata-kata mereka dengan sangat hati-hati, menjelaskan kepada anak-anak bahwa setiap orang memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Tujuannya, untuk mengajari mereka menerima keragaman dan menegaskan kembali tentang body positivity atau penerimaan diri terlepas dari berat badan. Jadi, saat seorang anak berbicara tentang tubuhnya, orang tua perlu mendengarkan dengan seksama, menjawab dengan nada netral dan bertanya tentang perasaan mereka. Ini akan membantu anak-anak untuk berani mengutarakan perasaannya, menolak body shaming, dan belajar untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Penulis: Tyas Sukma
0 Comments
Tidak ada yang salah dengan anak berkebutuhan khusus, mereka sama seperti anak yang lain dan perlu kita sayangi dengan sepenuh hati. Pasalnya setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang tak patut jika dibandingkan. Mengasuh dan merawat anak berkebutuhan khusus tentu memiliki perjuangan dan tantangan tersendiri.
Mengasuh dan merawat anak berkebutuhan khusus tidak mudah, ada beberapa ungkapan yang sebaiknya tak diucapkan. Apa saja kalimat yang baiknya tak diucapkan pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus? 1. "Ada apa dengannya?" Mengutip Woman's Day, orang-orang ingin mengetahui segalanya, tetapi kadang-kadang orang tua tidak memiliki semua jawaban. Sampai waktu tertentu, orang tua mungkin perlu menjaga privasi anaknya, dan ada alasan yang tepat untuk membicarakan kebutuhan khususnya. Anda bisa menyoroti hal-hal positif, seperti "Wah, dia memiliki senyum yang sangat bagus!" atau "Pakaiannya terlihat lucu dan indah, ya!" Pernyataan seperti ini akan memungkinkan orang tua sejenak untuk bangga dan berbicara tentang sesuatu yang istimewa dari anaknya. 2. "Duh, Anda pasti sangat sibuk." Anda mungkin mencoba berempati dengan menyiratkan bahwa ibu ini memiliki tanggung jawab yang maksimal. Tapi itu terkesan merendahkan. Anda bisa menggantinya dengan ungkapan, "Anda melakukan pekerjaan yang hebat." Alih-alih mengomentari tingkat stres temanmu, tawarkan dukungan kepada mereka. Anda bisa menawarkan dengan mengatakan, "Anda memiliki sekelompok teman, termasuk saya, yang tidak akan membiarkanmu melewati ini sendirian. Kami di sini untukmu!" 3. "Anda beruntung punya anak normal juga." Jika temanmu memiliki dua anak yaitu berkebutuhan khusus dan tidak, membandingkan keduanya adalah hal yang tidak bijak. Ini menyiratkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak temanmu. Perlu diingat, kebanyakan orang tua mencintai semua anak mereka tanpa syarat. Jadi tawarkan untuk mendengarkan, tetapi jangan mencoba memecahkan apa yang Anda anggap sebagai masalah. Kebanyakan keluarga merangkul anak mereka dan menemukan makna dalam hubungan dan pengalaman bersama. 4. "Anda harus menjaga dirimu sendiri agar Anda bisa menjaganya." Memang benar bahwa setiap ibu perlu menjaga dirinya sendiri dan juga keluarganya, menyarankan liburan yang tidak realistis atau me time bisa jadi terlalu lancang dan menyinggung. Jika Anda merasa teman Anda tidak bisa pergi, Anda bisa menawarkannya dengan mengirim makanan, menonton film bersama di rumahnya, atau bermain bersamanya. Ini bisa membantu temanmu untuk memperbaharui pikiran mereka dengan me time, tapi tidak memaksanya. Menahan diri untuk berkomentar dan diam akan lebih baik daripada memberikan ungkapan yang menyakiti hati orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Penulis: Tyas Sukma Kecerdasan seseorang berkaitan erat dengan perkembangan dan fungsi otak yang maksimal. Nah, tahukah Anda bahwa kemampuan otak anak bisa didorong sejak ia masih bayi? Dilansir dari Parents, berikut ini cara yang bisa Anda lakukan untuk mendorong kemampuan otak Si Kecil sejak bayi.
1. Tummy time Tummy time adalah momen anak bersiap diri untuk duduk, merangkak, dan berjalan. Momen ini menjadi sarana bagi bayi untuk membangun kekuatan tubuhnya, melatih kemampuan motorik halus, dan memberikan paparan terhadap banyak hal baru. Jika anak tampak tak nyaman, baringkan di atas dada Anda. Pilih waktu tummy time saat anak sedang aktif dan segar. Ketika ia sudah tampak lihai, Anda bisa berikan beberapa mainan untuk ia genggam. Anda bisa mulai mengenalkan dan membiasakan tummy time kepada anak saat berumur 3-4 bulan, sesuai dengan anjuran American Academy of Pediatrics (AAP). Pada umur itu, biasanya otot leher bayi sudah cukup kuat dan ia mulai mampu mengontrol gerakan leher serta kepala, termasuk menegakkan kepala saat tengkurap. Mulailah secara bertahap selama 2-5 menit sehari dengan frekuensi beberapa kali. Ketika ia berumur setahun, anak seharusnya mampu tummy time selama 20 menit. 2. Membacakan buku Membacakan buku dapat membantu anak terpapar terhadap kata-kata dan bahasa baru. Anda juga bisa libatkan anak selama momen membaca buku. Tunjuk sebuah objek pada halaman dan ubah intonasi suara Anda bagi setiap karakter. Buku papan berwarna cerah yang mampu mengeluarkan suara dan bisa dilipat adalah pilihan yang baik untuk bayi. Ketika menginjak usia 6-12 bulan, anak akan menyukai buku dengan gambar wajah, bentuk, dan hewan. 3. Mengajak ngobrol Semakin banyak anak mendengar kata-kata, maka semakin mudah juga baginya untuk bisa berkomunikasi. Mengobrol atau berbicara kepada anak juga bisa mengajarkannya tentang ritme percakapan. Anak mungkin memiliki lebih sedikit interaksi selama pandemi ini, tapi Anda bisa memperbaikinya dengan menarasikan rutinitas Anda dan Si Kecil. Tiru suara anak dan dorong ia meniru Anda. Anda juga bisa memainkan permainan bahasa sosial, seperti ciluk ba saat mandi, untuk membangun kemampuan berbahasa bayi sejak dini. 4. Jadilah pendukung utama Memeluknya, tersenyum kepadanya, dan mendukungnya saat ia mencoba suatu hal baru membantu anak merasa disayang. Perkembangan emosional yang penting ini mampu mendorongnya untuk mengambil risiko, berpetualang, dan belajar. Bayi dengan secure attachment (ikatan kuat yang terjalin antara bayi dengan pengasuhnya) terbukti dapat tumbuh lebih baik karena ia cenderung mandiri dan gemar mengambil langkah pertama. Rutinitas yang konsisten setiap hari (seperti mandi pada jam 6 sore, dilanjutkan dengan membaca buku pada malamnya) juga dapat membantu ikatan ini tumbuh. 5. Selalu wujudkan kesenangan Waktu bermain membantu anak belajar tentang lingkungannya, memahami tentang sebab-akibat, dan melihat bagaimana berbagai hal terjadi. Anda bahkan bisa melakukannya dengan turut pura-pura bermain bersamanya. Tidak perlu terlalu serius, Anda dapat mencobanya dengan memberikan cangkir kepadanya dan lihat apakah anak Anda akan menunjukkan gestur meminum. Belajar tentang banyak hal baru dengan cara yang sederhana dapat membantu perkembangan otaknya. Penulis: Tyas Sukma |
Archives
January 2023
Categories |