Love languages (bahasa cinta) adalah cara seseorang mengartikan sebuah ungkapan cinta. Setiap orang memiliki love languages yang berbeda-beda. Artinya, untuk mempererat hubungan, mereka harus mengetahui bahasa cinta pasangannya masing-masing. Karena kalau tidak, dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai arti cinta. Misalnya, istri yang memiliki bahasa cinta act of service merasa tidak dicintai pasangannya, lantaran sang suami tidak pernah membantunya membersihkan rumah. Padahal suami mengungkapkan rasa cintanya dengan cara words of affirmation. Ia mencintai sang istri dengan cara memujinya dan terus memberikan kata-kata penyemangat. Oleh sebab itu, mengetahui dan memberikan apa yang menjadi love languages seseorang sangat bermanfaat untuk mempererat hubungan, bukan hanya bagi pasangan, melainkan pertemanan dan keluarga. Melansir laman very well mind, pada tahun 1992, seorang konselor, Dr. Gary Chapman membagikan love languages ke dalam 5 macam, yakni: 1. Words of Affirmation Secara sederhana, "words of affirmation" adalah bahasa cinta yang diungkapkan melalui kata-kata, pujian, dan penghargaan. Jika ini adalah bahasa cinta utama seseorang, mereka akan suka diberikan dorongan semangat, kata-kata membangun, surat cinta, dan pesan teks yang lucu. 2. Quality time Bagi seseorang yang memiliki bahasa cinta ini, mereka menggambarkan kasih sayang sebagai hal yang diungkapkan dengan memberikan perhatian penuh pada orang lain. Misalnya, mematikan ponsel, melakukan kontak mata, dan mendengarkan secara aktif saat ia sedang berbicara. Karena itu, maksimalkan kualitas waktumu saat bersama dengan seseorang yang memiliki bahasa cinta ini. 3. Physical Touch Seseorang dengan bahasa cinta ini akan merasa dicintai , jika diberikan kasih sayang secara fisik. Selain seks, mereka juga menunjukkan kasih sayang dengan cara memegang tangan, memeluk, mencium, dan memijat. Mereka sangat suka momen bercumbu dengan pasangannya. 4. Act of Service Ketika bahasa cinta seseorang adalah act of service, mereka akan merasa dicintai jika seseorang melakukan hal-hal baik untuk dirinya. Misalnya, membantu mencuci piring, membersihkan rumah, dan apapun tindakan kecil yang bisa dilakukan untuk melayani orang tersebut. 5. Receiving Gifts Bagi seseorang dengan bahasa cinta ini, memberi hadiah adalah pengungkapan cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya. Mereka bukan hanya menghargai barang pemberian, melainkan usaha dan waktu yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan hadiah tersebut. Terlebih lagi, mereka tidak selalu mengharapkan hadiah besar atau mahal, melainkan apapun pemberiannya akan diterima dengan senang hati. Penulis: Elsa Himawan
0 Comments
Saat masih belia, banyak wanita yang menyukai pria cuek karena dianggap cool dan keren. Namun, setelah menikah, pria hangat dan romantislah yang menjadi dambaan para kaum hawa. Sebab, pria yang romantis dinilai dapat membuat kehidupan pernikahan menjadi lebih berwarna. Meski demikian, bukan berarti wanita tidak bisa bahagia jika hidup bersama pria yang tidak romantis. Sebab, kebahagiaan pernikahan juga ditentukan oleh tindakan dan pikiran si wanita sendiri dalam menghadapi sifat suami. Karena itu, menurut laman bonobology, berikut cara menghadapi suami yang tidak romantis: 1. Terimalah suamimu apa adanya Ketimbang harus menyesali sikap suami yang dingin atau tidak romantis, lebih baik ubah cara pandang moms mulai sekarang. Pikirkan bahwa "orang yang tidak romantis, bukan berarti tidak baik hati". Dengan pikiran tersebut, moms dapat lebih berbesar hati untuk menerima suami apa adanya. Sebab, meski tidak romantis, suami pasti memiliki kelebihan tersendiri. Misalnya sabar, tidak suka marah-marah, terbuka, atau pembicara yang baik. 2. Penuhi apa yang menjadi bahasa cintanya Apabila suami tidak menyukai pelukan, ciuman, atau cumbuan manja, bukan berarti itu menjadi alasan moms untuk berhenti menunjukkan perilaku cinta padanya. Sebab, setiap orang memiliki love languages masing-masing, sehingga moms harus mengetahui bahasa cinta yang dimiliki suami. Mungkin, suami akan makin cinta, ketika moms memasak makanan favoritnya, selalu mendukung apa yang menjadi mimpinya, dan menjadi teman ngobrol untuknya, ketimbang harus bercumbu-cumbu ria. 3. Jangan biarkan sosial media mempengaruhimu Banyak postingan di media sosial yang menunjukkan foto romantis seseorang dengan pasangannya. Hal tersebut akan membuat moms menjadi sedih dan membandingkan suami dengan pasangan-pasangan lain. Padahal, apa yang tergambar di media sosial seseorang, belum tentu menunjukkan kenyataannya. Karena itu, jangan membiarkan dunia maya mempengaruhi pikiran moms akan suami. 4. Berhenti berekspetasi Menonton film romantis, seperti drama Korea, nyatanya dapat meracuni pikiran kita terhadap kenyataan hidup. Karakter pria yang berperilaku manis di film, nyatanya sangat berbeda dengan suami sendiri di dunia nyata. Moms, tidak ada salahnya bila kamu menyukai film romantis. Namun, akan menjadi salah apabila akhirnya kamu tidak bisa membedakan kehidupan nyata dengan film. Berhentilah berekspetasi soal aktor di film romantis. Lebih baik, mulailah terima realita bahwa suami bukanlah seorang aktor dan kehidupan rumah tanggamu bukanlah sebuah alur drama Korea. 5. Aktiflah merencanakan momen berdua Bila suami bukanlah sosok yang suka merencanakan momen romantis, maka inilah saatnya moms beraksi. Moms bisa melakukannya dengan cara mengadakan makan malam romantis berdua, mencari tempat-tempat romantis yang bisa dikunjungi, atau perencanaan lain yang dapat membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih berwarna. 6. Berhenti mengatakan apa yang suami lain lakukan Untuk mendapatkan keromantisan suami, kita kerapkali memancingnya dengan menceritakan apa yang dilakukan suami lain pada istrinya. Moms, hal ini tidak akan merubah sifat pasangan yang pada dasarnya memang tidak romantis. Pria benci perbandingan. Karena itu, menceritakan perilaku suami lain lalu dibandingkan dengannya, justru akan membuat dia menjadi kesal padamu. Penulis: Elsa Himawan Ketika melakukan hubungan intim bersama pasangan (suami/istri), seseorang pasti menantikan saat klimaks. Klimaks sendiri merupakan puncak dari hubungan intim yang bisa membuat seseorang merasakan sensasi nyaman, sensasi nikmat sekaligus sensasi tenang. Tapi, tahukah Anda, ternyata masih ada banyak orang khususnya wanita yang mengaku tidak bisa mencapai klimaks saat berhubungan intim. Sering kali, mereka berpura-pura mencapai klimaks demi membahagiakan suami.
Jika hal ini terus terjadi, tentu hal ini bisa berpengaruh pada hubungan yang sedang dijalani. Agar hubungan tetap terjaga serta harmonis, disarankan agar kedua pasangan bisa saling mencapai klimaks bersama. Dengan pencapaian klimaks bersama yang baik, tak hanya hubungan suami istri yang akan menjadi semakin romantis. Lebih jauh, kesehatan fisik serta psikis dari keduanya juga akan lebih baik. Lantas, bagaimana cara untuk mencapai klimaks terbaik? Dikutip dari laman prevention.com, tips ini akan membantu Anda bersama pasangan dapatkan klimaks saat berhubungan intim. Posisi Woman On Top Hasil studi yang diterbitkan di Journal of Sexual Medicine mengungkapkan bahwa sebagian besar wanita mengaku jika ia mengalami klimaks terbaik saat ia berhubungan intim dengan posisi woman on top. Tak hanya terangsang dengan baik, posisi ini juga bisa membuat seorang wanita mengeksplor hubungan bersama suami menjadi lebih baik dan lebih maksimal. Meski bisa mendorong pasangan capai klimaks, saat melakukan posisi ini pasangan harus tetap hati-hati. Kurang hati-hati bisa saja menyebabkan cidera untuk organ intim suami. Fokus Pada Hubungan Intim yang Dijalani Dr Kenner, PhD, seorang ahli seks sekaligus penulis buku berjudul She Comes First mengungkapkan jika salah satu cara untuk capai klimaks saat berhubungan intim adalah pastikan bahwa Anda fokus pada hubungan yang dijalani. Buang jauh-jauh pikiran tentang pekerjaan, tentang masalah dan tentang apapun itu. Selama Anda dan pasangan fokus pada hubungan intim, kalian akan melakukan hubungan intim dengan baik, maksimal dan capai klimaks. Atur Kamar Tidur Seromantis dan Senyaman Mungkin Usahakan untuk mengatur kamar tidur menjadi tempat berhubungan yang romantis, nyaman dan membuat gairah Anda bersama pasangan memuncak. Untuk membuat suasana kamar makin romantis dan mendorong Anda capai klimaks, beri kamar dengan aroma terapi yang wangi, putar musik lembut yang menggairahkan kalian berdua, pasang lampu remang-remang romantis, tata kasur dan bantal dengan rapi serta bersih. Pastikan bahwa kamar adalah tempat pribadi untuk kalian berdua selama berhubungan intim. Jangan Lupakan Foreplay Tips selanjutnya yang bisa membuat hubungan intim Anda bersama pasangan makin dahsyat adalah jangan melupakan foreplay. Dr Kenner mengatakan jika, semakin lama foreplay yang dilakukan dan semakin romantis foreplay tersebut, hal ini akan membuat pencapaian klimaks lebih baik, lebih dahsyat dan lebih mengesankan. Berikan sentuhan dan desahan hangat serta manja selama berhubungan intim agar foreplay yang dilakukan tidak membosankan. Sentuhan dan desahan ini juga bisa membuat rangsangan demi mencapai klimaks semakin baik. Itulah tips yang bisa membantu Anda bersama pasangan dapatkan klimaks terbaik. Selain tips di atas, tips lain yang nggak boleh Anda lupakan adalah pilih posisi hubungan intim yang membuat Anda bersama pasangan sama-sama nyaman, pastikan bahwa tubuh Anda maupun pasangan sama-sama membuat kalian nyaman, komunikasikan apa yang Anda inginkan dan pasangan inginkan agar keduanya bisa mencapai klimaks bersama. Dan yang paling penting, saat melakukan hubungan intim, Anda maupun pasangan harus sedikit lebih manja, lebih genit, lebih aktif dan percaya diri. Penulis: Tyas Sukma Pernikahan bukanlah soal menyatukan suami-istri saja, melainkan banyak perbedaan yang perlu diterima oleh satu sama lain. Tak terkecuali dengan saling menerima keluarga, termasuk orang tua masing-masing. Terlebih lagi jika tinggal bersama mertua. Bila perbedaan dengan suami saja sudah bisa menyebabkan pertengkaran, apalagi dengan orang tuanya? Rasa kesal, memendam kemarahan, dan takut untuk berpendapat pastinya dirasakan bagi para mantu yang tinggal dengan mertua. Menurut laman familyeducation, terdapat 5 tips yang dapat membantu menjaga hubungan baik dengan mertua: 1. Bekerjasama dengan pasangan Salah satu kunci efektif untuk menjaga hubungan dengan mertua adalah bekerjasama dengan pasangan. Kedua belah pihak harus sepakat untuk tidak pernah membawa orang ketiga dalam urusan apapun, termasuk mertua. Selain itu, Jangan pernah menempatkan pasangan untuk memilih kamu atau ibunya. Sebab, hal tersebut merupakan pilihan yang sulit dan ujung-ujungnya malah membawa pertengkaran. 2. Tetapkan batasan Terutama dalam urusan mendidik anak. Moms harus mengomunikasikan kepada mertua, soal batasan-batasan apa saja yang boleh dan tidak untuk menjadi campur tangannya. Komunikasi soal batasan juga bisa dilakukan dengan mengajak mertua untuk sepakat mengenai pemberian aturan kepada anak. Misalnya, makan es krim hanya boleh seminggu sekali, bermain gadget tidak boleh di malam hari, dan sebagainya. Dengan adanya penetapan batasan, perbedaan cara mendidik anak antara moms dengan mertua dapat diminimalisir. 3. Berkomunikasi secara langsung Banyak mengadu pada suami tidak akan menyelesaikan masalah. Malahan, perilaku ini dapat menjengkelkan mertua karena dianggap mau merusak hubungan ibu dan anak. Apabila moms tidak suka dengan perilaku mertua, sampaikan langsung kepadanya dengan sopan. Dengan demikian, mertua dapat merasa bahwa moms adalah menantu yang tegas tetapi tetap menghormati dirinya. 4. Bersikap tenang Memang, banyak hal yang membuat kita kesal dengan ulah mertua. Namun, tetaplah bersikap tenang, sehingga dia tidak dapat menemukan celah untuk menghina karakter moms. 5. Jadilah dewasa Ketimbang harus merana karena selalu membanding-bandingkan sifat ibu kandung dengan mertua, lebih baik moms belajar untuk menerima kenyataan. Ya, kenyataan bahwa mertua bukanlah benar-benar ibu kandung moms. Artinya, akan banyak perbedaan mengenai cara dia dan ibu kandung dalam memperlakukanmu. Oleh karena itu, belajarlah untuk menurunkan ego dan mulai menerima karakter mertua. Penulis : Elsa Himawan Pertimbangan tinggal bersama mertua, kerap menimbulkan pro kontra bagi setiap orang. Sebagian orang tidak setuju untuk mencampur kehidupan rumah tangganya bersama mertua. Sebab, hal ini dianggap banyak memicu perselisihan. Namun, ada juga yang lebih memilih untuk tinggal dengan mertua karena tidak perlu pusing membayar tagihan rumah. Namun, setiap keputusan tinggal atau tidaknya dengan mertua, memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing. Risiko paling umum yang dirasakan adalah tidak memiliki privasi atau kebebasan. Namun, dikutip dari Steemit, terdapat keuntungan yang bisa didapatkan ketika moms tinggal bersama mertua: 1. Pekerjaan rumah tangga menjadi terbantu Jika moms memiliki anak, pastinya mertua bersedia untuk mengasuh si kecil. Hal ini membuat moms dapat mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus mekhawatirkannya. Selain itu, mertua juga dapat membantu memasak dan membersihkan rumah. 2. Lebih akrab dengan mertua Hidup satu atap, artinya moms akan selalu bersama dengan mertua setiap hari. Moms dapat menemukan hal-hal baru tentang mereka, sehingga dapat memahami mertua lebih dalam. Dengan demikian, hubungan moms dengan mertua menjadi lebih erat. 3. Ada teman ngobrol Ketika suami sedang bekerja, moms akan merasa kesepian. Sambil menunggu suami pulang, moms membutuhkan teman ngobrol untuk menghabiskan waktu sepanjang siang. Mertua bisa menjadi teman untuk berbagi cerita, tawa, dan bertukar pikiran. 4. Membantu keuangan Memang, ini tidak dapat dirasakan oleh semua orang. Namun, jika moms memiliki mertua yang royal, pastinya kehidupan finansial dapat terbantu. Mertua tak segan untuk membantu meminjamkan, bahkan memberikan uang padamu. Penulis: Elsa Himawan Pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Ketika seseorang mengikat janji dan memasangkan cincin di jemari pasangan, tandanya ia harus siap menjalankan hidup bersama dengan sang kekasih untuk selamanya. Apapun proses yang dilewati, seharusnya seseorang memiliki komitmen untuk tetap mencintai pasangannya saja. Namun, dalam kenyataannya, menepati janji pernikahan tidak semudah yang dibayangkan. Banyak pernikahan yang akhirnya rusak karena pasangannya 'main belakang' atau berselingkuh. Tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran orang ketiga memang membahayakan hubungan rumah tangga seseorang. Menurut Divorce Mag, berikut penyebab umum terjadinya perselingkuhan dalam pernikahan: 1. Pornografi Kecanduan pornografi adalah salah satu faktor penghancur hubungan pernikahan. Seseorang yang kecanduan pornografi, tidak akan merasa terpuaskan bila pasangannya tidak dapat memenuhi ekspektasi liar yang digambarkan pada video erotis. Akhirnya, hubungan seks bukan lagi dilakukan karena alasan mencintai, melainkan hanya untuk kepuasan diri sendiri saja. Dampaknya, seseorang yang tidak merasa puas dengan pasangannya, akan mencari orang lain untuk memenuhi kebutuhan birahinya. 2. Pertengkaran Pertengkaran, debat, dan cekcok adalah salah satu pintu pembuka celah perselingkuhan. Hal ini banyak terjadi ketika pasangan menjadikan lawan jenis sebagai teman curhat untuk menceritakan masalah pernikahannya. 3. Kebosanan Seiring perjalanan waktu, hari-hari dalam pernikahan akan terasa membosankan. Seseorang tak lagi merasakan emosi dengan pasangannya karena sudah terlalu terbiasa bersama. Akhirnya, beberapa pasangan mencari kesenangan lain untuk melepaskan diri dari rasa bosan. Salah satu kesalahan dari pelampiasan rasa bosan yang dilakukan adalah selingkuh dari pasangannya. 4. Menikah dengan motivasi yang salah Banyak orang yang menikah karena motivasi-motivasi, seperti mengejar umur, melarikan diri dari orang tua, takut kesepian, dan sebagainya. Motivasi salah itulah yang menjadi pemicu kerusakan dalam rumah tangga karena mereka tidak mengerti soal tujuan pernikahan yang sesungguhnya. 5. Kurangnya komunikasi Manusia adalah makhluk sosial. Hal ini menunjukkan bahwa mereka membutuhkan teman untuk berbagi cerita. Kurangnya komunikasi dalam pernikahan, tentunya membuat seseorang mencari orang lain sebagai teman cerita. Cara ini akan menjadi salah, bila teman cerita yang dimilikinya adalah lawan jenis. 6. Merasa tak dihargai Perselingkuhan bisa dikarenakan salah satu pasangan merasa tidak dihargai dalam kehidupan rumah tangga. Misalnya, tidak pernah diapresiasi, tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dan selalu dipandang sebelah mata. Meski demikian, enam faktor di atas tidak dapat dipukul rata untuk menjadi dasar perselingkuhan terjadi. Semuanya kembali lagi pada karakter orang masing-masing ya moms... Penulis: Elsa Himawan Menjadi pengantin baru adalah momen paling menyenangkan bagi semua pasangan. Pada tahap ini, pasangan hendak menempuh lembaran hidup baru. Artinya, mereka akan menjajaki banyak pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya.
Dalam membuka lembar kehidupan baru, pastinya banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah tinggal sendiri atau di rumah mertua. Memang, tinggal bersama mertua dapat membantumu untuk mengurangi pengeluaran karena tak perlu lagi membeli rumah. Akan tetapi, hari-hari harus dilalui dengan terus berlapang dada karena tentu akan banyak konflik batin yang kamu hadapi di sana. Laman Hapiness is Here merangkum 4 hal yang akan dirasakan seseorang, jika tinggal bersama mertua: 1. Sulit memiliki privasi Pepatah tentang 'dunia serasa milik berdua' hanyalah sebuah angan-angan belaka. Faktanya, kamu akan kesulitan melakukan apapun berdua suami, jika rumah yang kalian tinggali adalah rumah mertua. Tentu, kamu pasti canggung untuk bermesra-mesraan bersama suami dengan leluasa di dalam rumah. 2. Direndahkan mertua Dalam urusan rumah tangga, tidak kaget jika mertua akan membandingkan kinerja dirinya dengan kamu. Misalkan, dalam hal memasak dan membersihkan rumah, ia akan selalu merasa jauh lebih berpengalaman daripada kamu. Akhirnya, setiap upaya kamu lakukan dalam mengurus rumah tangga, tidak akan berhasil untuk membuatnya tersanjung. 3. Tidak memiliki otoritas Maklum, namanya juga tinggal di rumah mertua. Sudah pasti, segala keputusan ada di tangan mereka. Artinya, kamu harus tunduk dan ikut aturan yang dibuat dalam rumah itu, suka maupun tidak. 4. Adanya ikut campur dalam pola mengasuh anak Mertua akan merasa bahwa dirinya jauh lebih berpengalaman dalam hal mengasuh anak. Oleh karena itu, jangan heran jika mereka akan menggerecoki caramu dalam urusan mengasuh anak. Namun, harus kamu ketahui bahwa setiap orang memiliki karakter dan pengalaman yang berbeda-beda. Artinya, 4 hal ini tidak bisa 100% menjadi patokan penentu nasib mu tinggal dengan mertua yaa... Penulis: Elsa Himawan Usai melakukan hubungan intim, kerap kali vagina dilanda rasa gatal. Peristiwa ini tentu menimbulkan rasa kurang nyaman bagi setiap kaum hawa.
Moms, kurangnya pelumasan selama hubungan intim atau banyaknya gesekan dapat memicu rasa gatal pada vagina. Jika hal ini yang menjadi permasalahan, gejalanya pasti akan segera membaik. Namun, apabila gejalanya menetap, kemungkinan disebabkan oleh reaksi alergi, PMS, dan penyakit kelamin. Dikutip dari Healthline, berikut penyebab vagina terasa gatal usai bercinta: 1. Alergi pada cairan sperma Biasanya pengalaman ini dialami oleh wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan intim. Akan tetapi bisa juga dialami oleh orang yang sering berganti-ganti pasangan. Gejala alergi dapat terjadi pada bagian tubuh manapun yang bersentuhan dengan cairan sperma, termasuk vagina, mulut, dan kulit. Gejala ini biasanya mulai terjadi dalam 10 hingga 30 menit setelah melakukan kontak dengan air mani. 2. Alergi Lateks pada kondom Faktor lain yang menyebabkan vagina gatal adalah alergi dengan sesuatu yang mengandung bahan lateks, salah satunya adalah kondom. Indikasi alergi terhadap lateks adalah vagina terasa gatal dan kemerahan. Namun, dampak yang lebih parahnya bisa menyebabkan pilek, bersin, gatal tenggorokan, mata berair, batuk, hingga kesulitan bernapas. 3. Vagina kering Vagina gatal bisa terjadi karena faktor kulit kering pada area vulva. Hal ini membuat kurangnya jumlah cairan yang diproduksi untuk melumasi dinding vagina. 4. Ketidakseimbangan pH pH adalah ukuran seberapa asam atau basa suatu zat. pH diukur dengan skala 0 hingga 14. Keseimbangan pH vagina berada di antara 3,8 dan 4,5. pH yang tak seimbang dapat menyebabkan resiko infeksi vagina, sehingga organ reproduksi akan terasa gatal. 5. Infeksi vagina Meskipun beberapa infeksi vagina dapat ditularkan secara seksual, tetapi tidak semuanya berasal dari Infeksi Menular Seksual (IMS). Sebab, infeksi vagina dapat berkembang dari bakteri ataupun jamur, seperti ragi, dan parasit. 6. Penyakit kelamin Penyakit menular seksual meliputi klamidia, trikomoniasis, dan gonore. Dalam hal ini, moms harus memperhatikan indikasi lainnya, seperti sering mengalami pendarahan di vagina, buang air kecil terasa menyakitkan, dan adanya sensasi terbakar setiap buang air kecil. Penulis: Elsa Himawan Sering berbeda pendapat merupakan hal yang biasa, bahkan di dalam hubungan keluarga sekali pun. Anda bisa saja tidak setuju dengan pilihan pasangan, ataupun tidak sependapat dengan argumen pasangan.
Terlebih lagi, selama pandemi semua orang semakin rentan mengalami stres. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan pada tahun 2020, menemukan bahwa pasangan suami-istri cenderung lebih sering bertengkar soal finansial dan permasalahan rumah tangga lain selama pandemi. Terkadang berdebat di depan anak bisa menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Namun, apakah hal ini baik? Dilansir dari Parents, simak penjelasannya berikut. Menurut Beth Proudfoot, LMFT, spesialis anak dan ahli perawatan anak di California, menyatakan bahwa perdebatan orang tua adalah hal yang sulit dihindari. “Salah satu masalah terbesar yang muncul selama pandemi adalah kurangnya privasi bagi pasangan. Anak-anak selalu bersama orang tua,” ujar Beth Proudfoot. Tapi ada pula perdebatan yang membuahkan solusi, yang sebenarnya baik jika dipertunjukkan kepada anak. Hal ini dapat mengajarkan anak tentang cara orang dewasa menyelesaikan permasalahan bersama. “Berdebat adalah salah satu bentuk komunikasi. Pertentangan dan kebutuhan akan resolusi adalah hal alami dan bagian penting dalam kehidupan keluarga,” tutur Penny Mansfield, ahli relasi dan pimpinan One Plus One (lembaga amal dan penelitian tentang relasi di Inggris). Sayangnya, menurut Penny, orang tua sering berbuat kesalahan saat berdebat di depan anak. Orang tua cenderung memulai argumen di depan anak-anak, namun tidak menyelesaikannya di depan mereka, karena merasa bahwa lebih baik perdebatan itu dibiarkan saja atau diselesaikan di tempat lain. Realitanya, anak-anak akan mendapatkan manfaat jika melihat resolusi di dalam perdebatan Anda dan pasangan. Terlebih lagi, mereka bisa ikut khawatir jika perdebatan tidak tampak selesai. Kuncinya, Anda perlu berdebat dengan baik di depan Anak. Bagaimana Berargumen Dengan Baik Pertentangan adalah hal yang wajar di dalam keluarga, Anda perlu menerimanya serta menjaganya tetap sehat. Studi yang dilakukan oleh Institute of Family Studies menemukan bahwa konflik orang tua yang panas, dilakukan dengan sering, dan kasar, dapat berdampak pada kesehatan mental anak dan bisa berujung pada masalah perilaku, agresif, serta krisis hubungan. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat harus berargumen di depan anak: 1. Fokus dengan napas. Penny mengatakan bahwa Anda perlu berdebat dengan tenang. Jaga napas tetap stabil agar Anda tidak kehilangan kesabaran. 2. Dengarkan pasangan. Anda mungkin merasa pasangan pantas untuk disalahkan, tapi Anda tak akan mendapatkan solusi dengan melakukan ini. Penting bagi Anda untuk memberikan kesempatan bagi Pasangan untuk beropini dengan suasana yang tidak menghakimi sebelum Anda meresponsnya. 3. Tetap sesuai jalur. Jangan mulai membicarakan satu hal namun fokus dengan hal lainnya. 4. Gunakan kata-kata yang tepat. Anda bisa pakai frasa “Menurutku” dan “Kurasa” untuk memulai opini. Hal ini dapat membantu pasangan memahami apa maksud Anda dengan lebih baik. Frasa ini juga tidak terdengar mengancam, dan memperkenankan keterlibatan semua pihak. 5. Tunggu waktu yang baik. Mungkin Anda ingin segera membicarakan sesuatu ketika pasangan baru selesai bekerja. Untuk itu, Anda bisa mulai dengan “Aku ingin membicarakan sesuatu, namun sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat” untuk memberikan tanda pada pasangan. Anda perlu cari waktu di mana Anda dan pasangan bisa berdiskusi dengan kepala dingin. 6. Jangan gunakan metode yang destruktif, termasuk bertindak agresif secara verbal dan fisik, silent treatment, atau berteriak yang sudah terbukti buruk, baik bagi Anda, pasangan, bahkan anak. 7. Pertimbangkan anak-anak. Ada kalanya anak ingin terlibat, baik melerai atau bahkan memprovokasi. Di situasi seperti ini, maka penting bagi Anda dan pasangan untuk berhenti berdebat. Penulis: Tyas Sukma Komunikasi yang baik merupakan fondasi dasar untuk membuat kehidupan rumah tangga menjadi harmonis. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak semua pasangan mampu menerapkan komunikasi yang baik di kehidupan pernikahan. Akibatnya, kesalahpahaman sering kali menjadi batu penghalang dalam membangun bahtera rumah tangga.
Karena itu, moms bisa mulai untuk menerapkan etika komunikasi yang baik dalam kehidupan pernikahan. Tunjukkan pada suami bahwa moms adalah pasangan yang bijaksana dan pandai meluluhkan hatinya. Dengan demikian, tentu dapat meminimalisir terjadinya pertengkaran dan kesalahpahaman dalam rumah tangga. Menurut laman marriage, berikut 5 etika komunikasi yang wajib moms ketahui: 1. Jadwalkan waktu, jika topik yang dibicarakan cukup penting Mengerjakan pekerjaan rumah ataupun mengasuh anak sambil mengajak suami untuk membicarakan hal yang serius, tidak akan membuahkan apa-apa. Malahan, yang terjadi hanyalah pertengkaran karena salah paham. Jika moms ingin membahas mengenai hal yang serius dengan suami, sebaiknya bicarakan secara empat mata. Pastikan keadaan sedang santai, tenang, dan tidak ada gangguan agar topik pembicaraan lebih efektif. 2. Tunjukkan pada suami bahwa moms adalah pendengar yang baik Bukan hanya wanita, melainkan pria juga suka berbicara. Akan tetapi tidak banyak yang bisa mendengarkan isi hati mereka. Karena itulah, pria jarang berbicara hal-hal mengenai dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kehadiran moms dapat menjadi wadah suami untuk mencurahkan seluruh isi hatinya. Berikan perhatian, layaknya moms menghargai setiap ucapan yang keluar dari mulutnya, seperti mengangguk, tersenyum, menatap, dan mengusap pundaknya. Dengan demikian, suami akan merasa nyaman dan kepercayaannya semakin bertambah kepada moms. 3. Ungkapkan kebutuhan moms dengan bahasa yang jelas Jangan membuat suami menebak-nebak apa yang menjadi kebutuhan moms. Bicaralah secara langsung tentang apa yang moms inginkan, tanpa harus memakai kode atau maksud 'tersembunyi'. Sebab, otak suami hanyalah menangkap apa yang ia dengar, bukan apa maksud dari ucapan tersebut. 4. Berikan penghargaan atas perbuatan baiknya Sebenarnya, pria adalah makhluk yang sangat membutuhkan penghargaan. Oleh karena itu, moms dapat memberikan penghargaan atas setiap perbuatannya. Misalkan, memujinya saat ia melakukan sesuatu, memasak makanan favoritnya karena ia sudah membantu moms, atau mengatakan terimakasih kepada setiap hal yang ia lakukan untuk moms. Dengan demikian, ia akan merasa sangat dihargai dan dicintai oleh istrinya. 5. Jika bertengkar, cukuplah hanya membahas konflik yang terjadi saat ini Menyatukan dua latar belakang yang berbeda, memanglah sulit dalam sebuah pernikahan. Itulah sebabnya, wajar jika terjadi cekcok antar suami-istri. Meski demikian, perdebatan harus dilakukan secara sehat. Misalnya, saat berargumen dengan suami, sebaiknya moms tidak perlu mengungkit hal-hal yang terjadi di masa lalu. Moms hanya perlu membahas konflik yang saat ini terjadi, sehingga masalah tidak merembet kemana-mana. Selain itu, hindari frasa, "Kamu selalu..", "Kamu tidak pernah.." karena hal ini dapat membuat suami merasa diremehkan. Penulis: Elsa Himawan Moms, perlu disadari bahwa vagina adalah organ tubuh yang paling sensitif. Bila tidak dijaga kebersihannya, tentu akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), infeksi jamur, dan lainnya. Kebiasaan yang dilakukan moms usai bercinta, juga menjadi penentu bagi risiko terpaparnya infeksi tersebut. Oleh sebab itu, disarankan untuk tidak langsung tidur dan berleha-leha, serta mengabaikan kebersihan miss v usai melakukan hubungan intim Menurut laman Health, segeralah pergi ke kamar mandi dan lakukan tiga hal ini usai bercinta:
1. Buang air kecil Menurut asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Keck University of Southern California, Sara Twogood, ISK terjadi ketika bakteri yang hidup di vagina, secara tidak sengaja didorong ke uretra selama berhubungan seksual. Oleh sebab itu, buang air kecil menjadi solusi untuk menghindari ISK karena aliran urin akan membantu mengeluarkan bakteri dari uretra. 2. Basuh vagina Campuran air mani, keringat, pelumas, dan cairan vagina yang dikeluarkan selama berhubungan intim, tentu dapat membuat miss v menjadi lembap. Akibatnya, jamur dan bakteri akan bertumbuh secara pesat. Oleh karena itu, sangat penting untuk moms membersihkan vagina dengan air, dan mengeringkannya menggunakan handuk usai berhubungan intim. "Kelembapan vagina membuatnya rentan terkena infeksi jamur. Karena itu, biasakan untuk mengeringkan vagina dengan menggunakan handuk setelah melakukan hubungan seksual," ujar Sara Twogood. 3. Tidak langsung memakai celana dalam Setelah bercinta, tidak dianjurkan langsung menggunakan celana dalam. Hal ini dikarenakan vagina tidak mendapatkan udara yang cukup. Akibatnya, miss v akan terasa gatal dan lembap. Penulis: Elsa Himawan |
Archives
August 2022
Categories |